Hidayatullah.com—Para dokter yang bertugas di daerah-daerah marak penularan Covid-19 di Turki mengatakan rumah sakit terus kedatangan pasien coronavirus melebihi dari apa yang dilaporkan dalam perhitungan resmi pemerintah, yang pekan ini melebihi 1.000 kasus.
Unit-unit perawatan intensif (ICU) dan ruang kedaruratan di sejumlah rumah sakit yang dipersiapkan untuk menangani Covid-19 di ibu kota Ankara dan kota Gaziantep di tenggara Turki dipenuhi pasien, kata sejumlah organisasi tenaga medis di kedua daerah itu kepada Reuters pekan ini.
Pemerintah, yang mencabut sebagian aturan lockdown pada bulan Juni untuk memutar kembali roda perekonomian, pada hari Selasa (4/8/2020) lewat Menteri Kesehatan mengumumkan terjadi kenaikan 1.083 kasus baru infeksi coronavirus, lonjakan usai libur empat hari akhir pekan kemarin.
Menanggapi lonjakan kasus itu, pihak berwenang mengharuskan warga untuk mengenakan masker dan menjaga jarak, dan memberikan sanksi kepada pelanggar.
Pertambahan kasus baru rata-rata kurang atau di bawah seribu selama lebih dari tiga pekan terakhir, kata pemerintah dalam laporannya.
Namun, laporan tersebut dibantah oleh tenaga medis Turki, lapor Reuters Rabu (5/8/2020).
Aysegul Ates Tarla, ketua Gaziantep-Kilis Medics’ Chamber, mengatakan sebuah rumah sakit saja di daerah itu menangani 200 kasus baru dalam sehari baru-baru ini. Sementara tingkat infeksi khususnya di kalangan pekerja medis tinggi.
Ali Karakoc, sekjen Ankara Medics’ Chamber, mengatakan seribuan orang dites positif di ibu kota Turki itu setiap harinya, dan dia menyalahkan kebijakan pemerintah yang dianggap terlalu dini melonggarkan aturan lockdown pada bulan Juni.
“Para pasien menunggu berjam-jam di brankar atau disuruh pulang kembali ke rumah. Bahkan mereka yang mengalami pneumonia disuruh pulang karena mereka tidak mendapat tempat,” kata Karakoc, seraya menambahkan bahwa tempat-tempat tidur yang khusus disediakan bagi pasien Covid-19 sekarang sudah penuh.
Menurut dokumen yang dilihat Reuters, otoritas kesehatan di tingkat provinsi di Ankara meminta kepada semua rumah sakit agar menyisihkan 50% tempat tidur dan semua tempat tidur ICU yang kosong untuk pasien Covid-19, dan meminta agar semua rencana operasi yang tidak mengancam nyawa pasien dan penerimaan pasien penyakit dalam ditunda.
Secara terpisah, pihak berwenang mengatakan 63% tempat tidur di ICU di Ankara terisi, sementara 50% tempat tidur di semua rumah sakit yang ada sudah ada pasiennya.
“Pandemi ini masih dapat dikendalikan di provinsi kami,” kata otoritas di ibu kota Turki itu.*