Hidayatullah.com – Beberapa saat setelah normalisasi dengan ‘Israel’, Uni Emirat Arab (UEA) sudah akan mendirikan kedutaan di Tel Aviv. Kabar ini disampaikan Menteri Luar Negerinya Anwar Gargash pada hari Kamis (20/08/2020) dalam konferensi video dengan wadah pemikir Atlantic Council berbasis di AS.
Gargash mengatakan ketika perjanjian normalisasi dengan ‘Israel’ diumumkan minggu lalu, “Abu Dhabi akan memiliki kedutaan besarnya di Tel Aviv berdasarkan persetujuan internasional untuk solusi dua negara.” “Kedutaan akan berada di Tel Aviv. Ini sangat jelas,” katanya.
Ditanya tentang pencapaian yang dicapai dalam kesepakatan itu, dia berkata: “Pencapaian paling konkret adalah menghentikan aneksasi tanah Palestina” dan menegaskan kembali komitmen UEA untuk ‘solusi dua negara’, sebuah solusi yang tak dikehendaki rakyat Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bagaimanapun, telah menyetujui penundaaan aneksasi di Tepi Barat yang diduduki. Hal ini dianggap sebagai bagian dari kesepakatan normalisasi, tetapi rencana itu tetap “di atas meja”.
Perjanjian tersebut memiliki keuntungan jangka panjang, kata Gargash. Dan “tentu saja, langkah ini akan menciptakan peluang. Ekonomi kita lebih besar dari Israel. Israel memiliki peluang besar di sini [di UEA],” katanya.
Permintaan pembelian F-35
Gargash mengklaim kesepakatan itu juga membuka jalan untuk membeli jet tempur F-35 dari AS. “Permintaan pertama kami enam tahun lalu. Ini adalah sesuatu yang terjadi di atas meja. Permintaan hukum kami ada di meja,” katanya, menegaskan bahwa permintaan itu tidak ada hubungannya dengan kesepakatan normalisasi.
Pada pekan lalu, Presiden Donald Trump mengumumkan kesepakatan normalisasi hubungan antara UEA dan ‘Israel’ dengan perantara AS. Negara Teluk tersebut adalah negara ketiga yang memiliki hubungan resmi dengan entitas Zionis setelah Mesir dan Yordania yang telah menjajah wilayah Palestina selama 53 tahun dan masih terus berlangsung hingga saat ini.*