Hidayatullah.com—Sementara hubungan antara Turki dan Arab telah berlangsung berabad-abad yang lalu, popularitas besar serial TV Turki di dunia Arab dinilai menyatukan kedua bangsa dengan cara baru yang segar. Penghargaan sebagian diberikan kepada sekelompok kecil penerjemah berdedikasi yang bekerja keras siang dan malam untuk menerjemahkan bahasa Turki ke dalam bahasa Arab, yang kemudian digunakan dalam sulih suara.
Ali Mahmoud Al Suleiman, seorang pemuda Suriah-Turki yang tinggal di Lebanon, adalah anggota kelompok elit ini. Pria berusia 24 tahun itu mulai menerjemahkan produksi Turki ke dalam bahasa Arab tiga tahun lalu.
“Saya menerjemahkan banyak drama Turki, dengan yang paling terkenal adalah Kebangkitan: Ertugrul, dan Payitaht Abdulhamid,” kata Suleiman kepada Anadolu Agency, mengacu pada drama sejarah Utsmani yang populer.
Serial Turki telah mencapai kesuksesan luar biasa selama dekade terakhir di sejumlah negara yang berjauhan di Timur Tengah, Amerika Latin, dan Asia Selatan. Yang paling populer adalah Ertugrul, yang ditayangkan di lebih dari 100 negara dan telah memikat lebih dari satu miliar penonton.
Amatir Menjadi pro
Suleiman, yang lahir di Istanbul dari seorang ibu Turki dan ayah Suriah, pertama kali menerjemahkan acara favoritnya ke dalam bahasa Arab tanpa biaya. Dia ingin teman-teman Arab dan keluarganya menikmatinya seperti dia.
Tapi sekarang dia melakukan pekerjaan itu secara profesional. Dia bekerja untuk Kedutaan Besar Turki di Lebanon sebagai penerjemah, berafiliasi dengan portal hiburan online, dan juga menulis kolom.
“Saya menerjemahkan serial Turki ke dalam bahasa Arab, terutama yang sejarah, karena ada hal-hal yang menyatukan Arab dan Turki seperti agama dan budaya,” ujarnya. “Saya melihat Turki sebagai negara kedua saya dan menyukainya. Saya mendorong orang untuk mengunjungi negara yang indah ini,” tambahnya.
Dia menambahkan: “Turki berdiri bersama yang tertindas, terutama perjuangan Palestina dan revolusi Suriah pada tahun 2011.”
Suleiman tinggal di Damaskus, Suriah dan Tripoli, Lebanon untuk sekolah sebelum kembali ke Istanbul, kota yang dia puji sebagai “titik pertemuan budaya dan peradaban,” untuk mempelajari sastra Turki. “Saya mendorong ikatan manusia antara orang Arab dan Turki, memiliki banyak teman Turki yang saya cintai, dan mereka mencintai saya,” katanya.
Suleiman khawatir larangan drama Turki di beberapa negara Arab seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi karena ketegangan politik yang sedang berlangsung, tetapi mengatakan itu tidak serta-merta mencegah penggemar Arab menonton produksi Turki. Bahkan di mana ada sensor resmi, “ada portal tempat drama Turki bisa diakses,” jelasnya.*