Hidayatullah.com—Jepang mengkonfirmasi satu varian baru coronavirus, dan klasternya muncul di sebuah fasilitas imigrasi di Tokyo, menimbulkan tantangan baru bagi negara sakura itu yang sedang mengatasi gelombang ketiga pandemi Covid-19.
Varian baru itu ditemukan pada 91 kasus di daerah Kanto di bagian timur Jepang dan 2 kasus di bandara, kata Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato kepada awak media hari Jumat (19/2/2021).
Strain baru itu berasal dari luar negeri tetapi berbeda dari varian yang ditemukan sebelumnya menyebar di Jepang, menurut Institut Nasional Penyakit Menular. Varian itu memiliki mutasi E484K pada bagian mahkota virus, mutasi seperti yang ditemukan pada varian lain, yang menurunkan efikasi vaksin yang ada saat ini.
Jepang sudah mengumumkan 151 kasus Covid-19 dengan coronavirus varian Inggris, Afrika Selatan dan Brazil, menurut Kementerian Kesehatan. Total kasus infeksi coronavirus di negara itu sejauh ini lebih dari 400.000 dengan 7.194 kematian.
Sementara itu, 5 staf dan 39 orang asing tahanan sebuah pusat detensi imigrasi di Tokyo dites positif Covid-19.
Semua 130 tahanan di tempat itu sudah menjalani pemeriksaan Covid-19, menurut seorang jubir Biro Keimigrasian Regional Tokyo. Semua tahanan yang positif sudah dipisahkan dari tahanan lain, dan tidak ada yang kondisinya serius.
Jubir tersebut menolak memberikan informasi asal negara tahanan yang terinfeksi coronavirus dengan alasan privasi.
Sebelum ini, sistem detensi imigrasi Jepang mendapat kritikan tajam karena standar medisnya, sistem pemantauan tahanan dan tanggap daruratnya dinilai kurang baik.
“Banyak tahanan dikurung di dalam ruangan sempit dan tertutup,” kata Motoko Yamagishi, pimpinan sebuah kelompok peduli hak-hak migran. “Sangat disayangkan wabah ini terjadi di pusat detensi itu.”*