Hidayatullah.com—Coronavirus P1 yang pertama kali terdeteksi di Brazil telah ditemukan sedikitnya di 15 negara yang tidak termasuk dalam daftar merah pemerintah Inggris.
Enam kasus P1, yang berasal dari Manaus di sekitar sungai Amazon, belum lama ini terdeteksi di Inggris – tiga di England dan tiga di Skotlandia.
Residen yang datang dari negara dalam daftar merah Inggris, seperti Brazil atau Afrika Selatan, wajib menjalani karantina di hotel, sedangkan non-residen sama sekali dilarang bepergian ke England. Di Skotlandia, semua penumpang dari penerbangan luar negeri harus menjalani karantina. Tiga kasus P1 yang terjadi di Skotlandia terdiri dari residen yang terbang ke Aberdeen dari Brazil lewat Paris dan London, menurut pemerintah Skotlandia.
Namun menurut Dr Julian Tang, ahli virologi Inggris dan honorary associate professor di University of Leicester, upaya pemerintah lewat daftar merah dan karantina wajib untuk mencegah masuknya P1, yang jauh lebih cepat menular dibanding varian coronavirus sebelumnya, menjadi kurang efektif karena ternyata menurut Organisasi Kesehatan Dunia virus itu telah menjangkiti orang-orang di sedikitnya 15 negara yang tidak termasuk dalam daftar merah Inggris. Negara-negara itu antara lain Kanada, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Spanyol, Jepang, Meksiko, India, Italia, dan Republik Korea.
WHO mengatakan bahwa keberadaan P1 juga diduga kuat meluas di China, Kroasia, Irlandia, Swedia, Swiss dan Turki, yang semuanya masih dalam tahap verifikasi.
“Pembatasan perjalanan internasional dari negara daftar merah mungkin bisa memperlambat masuknya varian baru dari negara lain, tetapi pada akhirnya, varian-varian itu kemungkinan besar akan menyebar ke negara non-daftar merah – kemudian dari sana masuk ke Inggris – karena lain negara kemungkinan berbeda pula daftar merahnya, ” papar Tang seperti dilansir The Guardian Senin (1/3/2021).*