Hidayatullah.com — Kepala biro politik Hamas mengatakan pada hari Ahad (27/06/2021) bahwa kunjungannya ke Lebanon sangat penting bagi gerakan tersebut, Anadolu Agency melaporkan. Ismail Haniyah membuat pernyataannya saat konferensi pers di Bandara Internasional Beirut saat ia tiba di negara itu.
Kunjungannya akan berlangsung beberapa hari dan merupakan bagian dari lawatan ke luar negeri yang sudah melibatkan sejumlah negara Arab.
Libanon penting, jelas Haniyeh, karena ia akan berkesempatan bertemu dengan perwakilan negara, termasuk presiden, parlemen, dan pemerintah. Dia juga berencana untuk bertemu dengan para pemimpin lokal dari faksi-faksi Palestina, pasukan perlawanan, kelompok dan organisasi Lebanon, dan orang-orang Palestina di kamp-kamp pengungsi.
Pemimpin Hamas mengungkapkan bahwa pertemuan itu akan mencakup diskusi tentang perkembangan politik setelah “kemenangan faksi-faksi perlawanan” dalam agresi “Israel” baru-baru ini terhadap Jalur Gaza, dan dampaknya di lapangan dan di tingkat politik.
Ratusan penduduk tewas selama serangan militer “Israel” antara 10 dan 21 Mei, dan ribuan lainnya terluka. Faksi Palestina menanggapi dengan menembakkan rudal ke kota-kota di seluruh negara pendudukan.
Haniyeh menambahkan bahwa fokus utama diskusinya adalah pada dasar-dasar rakyat Palestina, khususnya hak untuk kembali dan penolakan terhadap orang-orang Palestina yang dipaksa untuk tinggal di tanah air “alternatif”. Ada 479.537 pengungsi Palestina yang terdaftar di Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Lebanon. Mereka tinggal di 12 kamp resmi PBB dan 156 “pertemuan”.
Tur saat ini telah mencakup Mesir, Maroko, dan Mauritania sejauh ini, dan merupakan inisiatif politik untuk mencari dukungan bagi perlawanan Palestina. Dengan melakukan itu, gerakan itu berharap untuk melawan efek dari kesepakatan normalisasi antara beberapa negara Arab dan Zionis “Israel”, yang diumumkan tahun lalu.*