Hidayatullah.com—Sri Lanka menghadapi masalah kekurangan pangan, warga antre panjang di supermarket-supermarket yang dikelola pemerintah untuk membeli beras, gula, kacang-kacangan dan susu bubuk, lansir The Guardian Ahad (12/9/2021).
Pemerintah membantah ada kelangkaan, mengatakan kontrol ketat pasokan bahan pokok yang diberlakukan sejak 30 Agustus oleh presiden Gotabaya Rajapaksa diperlukan untuk mencegah penimbunan oleh pedagang dan mengendalikan inflasi.
Pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat, sementara kepala Bank Sentral Sri Lanka mengundurkan diri akibat krisis valuta asing.
Perekonomian Sri Lanka tahun lalu terpukul keras akibat pandemi Covid-19 yang melumpuhkan pariwisata, salah satu industri yang mendatangkan banyak uang asing.
Sri Lanka saat ini masih berjibaku dengan masalah depresiasi mata uangnya, inflasi serta beban besar utang luar negeri.*