Hidayatullah.com—Amerika Serikat hari Selasa (5/10/2021) mengungkap jumlah rudal yang tersimpan di gudang persenjataannya untuk pertama kali kurun empat tahun terakhir, setelah di era pemerintahan Donald Trump informasi tersebut ditutup-tutupi.
Jumlah senjata nuklir yang aktif maupun tidak dalam gudang militer AS mencapai 3.750 per 30 September 2020, menurut data yang dirilis Selasa tersebut seperti dilansir DW.
Angka itu turun dari 3.785 pada 2018.
Pada tahun 2003, cadangan senjata nuklir AS hanya sedikit di atas 10.000.
Pada 1967, puncak perang dingin dengan Rusia, cadangan senjata nuklir negara itu mencapai puncaknya dengan total 31.255 hulu ledak.
Pemerintahan Trump merahasiakan data mutakhir setelah 2018 dan menampik Federation of American Scientists yang meminta agar informasi itu diungkapkan ke publik.
Angka itu akhirnya diiris oleh kantor Presiden Joe Biden agar AS dapat memulai kembali dialog masalah pengendalian senjata dengan Rusia, setelah terkatung-katung di masa Trump.
Pemerintahan Presiden Biden juga sedang melakukan menggodok kembali kebijakan persenjataan AS yang diharapkan akan rampung pada awal tahun 2022.
Bulan Februari tahun ini, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam pidatonya di Conference on Disarmament mengatakan bahwa Presiden Biden menegaskan kebijakan keamanan nasional AS merupakan suatu keharusan yang memiliki tanggung jawab moral untuk “mengurangi dan akhirnya menghilangkan ancaman yang ditimbulkan oleh senjata pemusnah massal.”*