Hidayatullah.com–Kelompok peduli HAM Amnesty International menyalahkan rendahnya tingkat vaksinasi Covid-19 di Afrika ke kepentingan pribadi dan keserakahan korporat negara-negara Barat. Akibatnya, menurut Amnesty, jutaan orang di sub-Sahara Afrika telah kebagian vaksin.
Negara-negara anggota Uni Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat dituduh menimbun lebih banyak vaksin daripada yang mereka butuhkan, sambil menutup mata terhadap penolakan perusahaan farmasi raksasa untuk membagikan teknologi mereka guna memungkinkan distribusi vaksin yang lebih luas.
Ini adalah “pengkhianatan terbesar di zaman kita”, kata Amnesty International dalam laporan terbarunya. Kelompok itu mengecam negara-negara kaya karena memberikan “janji-janji palsu dan slogan-slogan kosong” dan karena melebarkan ketidaksetaraan global selama pandemi, lapor BBC Selasa (29/3/2022).
Tahun lalu, Pfizer BioNTech and Moderna memproyeksikan keuntungan $54bn (£41bn) tetapi hanya memasok kurang dari 2% vaksin mereka ke negara-negara berpenghasilan rendah, kata organisasi itu.
Sekitar 8% orang di Afrika sudah mendapatkan vaksinasi Covid pada akhir 2021, tingkat yang terendah di dunia.
Distribusi vaksinasi masih terus berlangsung sangat lambat di seluruh benua itu, sehingga memicu ketakutan akan kemiskinan yang semakin dalam dan pemulihan ekonomi yang tertatih-tatih.
Afrika mencatat hampir 9 juta kasus dan lebih dari 220.000 kematian Covid-19 selama tahun 2021.*