Hidayatullah.com–Beberapa lembaga Islam di Gaza hari ini mendakwa 36 rekening bank mereka telah dibekakukan oleh pihak otoritas pemerintah Palestina dalam tindakan yang dipercayai sebagai bagian dari kampanye untuk melumpuhkan pejuang militan.
Para pejabat otoritas Palestina belum dapat dihubungi untuk mengulas kasus yang berkaitan dengan ini.
Seperti dikuti AP, pembekuan dana itu mulai diketahui kemarin saat ratusan penduduk Palestina yang bergantung kepada bantuan mecoba mengambil cek sebagai bagian biaya hidup bulanan mereka.
Namun yang mengagetkan, mereka diberitahu oleh pihak bank bahwa mereka tidak akan menerima uang itu karena nomor rekening yang bersangkutan telah dibekukan.
Menurut pihak bank, penutupan dana itu dilakukan setelah mendapat perintah pembekuan dari Lembaga Keuangan Palestina, seperti salinan yang diperoleh oleh AP.
Sementara itu di Ramallah, semalam, penasihat keselamatan Palestina, Jibril Rajoub berjanji untuk merombak perjanjian keselamatan Palestina saat tekanan semakin meningkat supaya tindakan keras dilancarkan terhadap pejuang militan Islam oleh Isrel.
Jibril mengatakan, dirinya memiliki mandat untuk membantu merombak perjanjian keselamatan Palestina, tetapi tidak dapat bertindak sendirian untuk membubarkan kelompok pejuang bersenjata.
Presiden Palestina, Yasser Arafat melantik Jibril, bekas ketua keselamatan di Tepi Barat, sebagai Penasihat Keselamatan Kebangsaan minggu lalu.
Dalam sebuah wawancara di rumahnya di Ramallah semalam, Jibril sempat mengatakan, dirinya pernah memberi penjelasan kepada Yasser Arafat pada permulaan intifada terbaru tentang bahaya membenarkan pemimpin Palestin mengangkat senjata dan menggunakan bom dan tidak lagi sekadar melontar batu ke arah tentera Israel seperti dalam intifada pertama pada 1987 hingga 1993.
“Dari awal saya berpendapat tindakan menjadikan intifada sebagai kampanye ketenteraan akan merusakkan rakyat Palestina dan perjuangan mereka,” tegasnya. Sikap otoritas Palestina yang terus memberi angin Israel dalam menjajah bumi Palestina dan menindas rakyatnya, sama halnya akan membiarkan hilangnya harga diri rakyat di negara itu. (ap/cha)