Hidayatullah.com– Jaringan hotel Marriott mengumumkan akan meninggalkan Rusia setelah 25 tahun, dengan mengatakan sanksi-sanksi negara Barat membuat “mustahil” baginya untuk tetap beroperasi di sana.
Menyusul invasi ke Ukraina, perusahaan asal Amerika Serikat itu menutup kantornya di Moskow dan menghentikan investasi di Rusia pada bulan Maret, setelah invasi ke Ukraina.
Namun, 22 hotelnya di negara tersebut yang dimiliki oleh pihak ketiga tetap buka.
“Kami berpandangan bahwa pembatasan (sanksi) yang diberlakukan AS, Inggris, dan UE yang baru diumumkan akan membuat Marriott tidak mungkin terus beroperasi atau mewaralabakan hotel di pasar Rusia,” kata perusahaan jasa hospitality itu.
“Kami terus bergabung dengan rekan-rekan kami dan jutaan orang di seluruh dunia yang berharap diakhirinya kekerasan saat ini dan awal dari jalan menuju perdamaian,” imbuhnya, seperti dilansir BBC Sabtu (4/6/2022).
“Proses untuk menghentikan operasi di pasar di mana Marriott telah beroperasi selama 25 tahun merupakan hal yang rumit,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Marriott tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang hengkangnya bisnis mereka dari Rusia.*