Hidayatullah.com– Sekitar 43.600 personel Garda Nasional Amerika Serikat terancam sanksi karena belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 sampai batas akhir yang ditentukan.
Sekitar 10% pasukan garda nasional belum menyerahkan bukti bahwa merema sudah menerima vaksinasi Covid-19, yang berarti melanggar perintah, lapor New York Times Jumat (1/7/2022).
Dari puluhan ribu personel yang belum divaksinasi, sekitar 7.000 memberikan alasan keagamaan atau medis.
“Kami akan memberikan setiap prajurit kesempatan untuk divaksinasi dan melanjutkan karir militer mereka,” kata Letjen Jon A Jensen, direktur Garda Nasional, kepada Associated Press.
“Kami tidak membebastugaskan satu orang pun sampai berkas-berkasnya ditandatangani dan lengkap,” imbuhnya, menegaskan bahwa meskipun mereka melanggar peraturan tetapi belum ada pemecatan dan mereka masih digaji.
Tahun lalu, Menteri Pertahanan Lloyd Austin memerintahkan semua personel militer Amerika Serikat baik yang aktif maupun anggota cadangan agar divaksinasi. Mereka yang tidak patuth terancam tidak boleh ikut latihan, tidak diberi gaji atau pensiun, lapor NBC News.
Austin bahkan mengatakan personel garda yang belum divaksinasi bisa dikeluarkan.
Dari semua angkatan dalam kemiliteran AS, garda diberibatas waktu paling lama disebabkan jumlah mereka yang banyak dan tersebar di seluruh penjuru AS.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Namun, garda paling rendah tingkat vaksinasinya. Sementara 97% anggota angkatan darat, laut dan udara serta marinir sudah divaksinasi, angkanya hanya 88,59% di garda. Itu pun masih ada yang baru disuntik satu dosis per 27 Juni.
Meskipun vaksinasi itu diwajibkan oleh pemerintah federal, tetapi negara bagian Oklahoma, Texas dan Alaska mengajukan gugatan ke pengadilan atas kewajiban vaksinasi bagi personel garda.*