Hidayatullah.com– Kawasan pesisir pantai negara bagian Gujarat, India, sekarang menjadi tempat “nongkrong” lebih dari 100 ekor singa liar. Hal ini menunjukkan habitat asli mereka sudah menyusut, kata para ahli.
Hutan Gir di Gujarat, satu-satunya habitat asli singa Asia, memiliki sekitar 400 ekor singa pada tahun 2020, menurut data departemen kehutanan setempat. Di daerah lain di negara bagian itu memiliki sekitar 275 ekor singa, yang 104 di antaranya tersebar di area seluas 300km di pesisir pantai Gujarat.
Pakar-pakar konservasi mengatakan pergerakan tidak biasa singa ke arah pantai terjadi disebabkan habitat asli mereka sudah padat.
“Normalnya, sulit bagi singa untuk menyesuaikan diri dengan habitat pantai, tetapi mereka tidak memiliki pilihan sebab lahan terbatas,” kata Dr Nishith Dhariya, pakar kehidupan alam liar, seperti dilansir BBC Senin (11/7/2022).
Dahulu singa terdapat di seluruh Gujarat, tetapi jumlahnya menyusut hingga tinggal belasan di awal abad ke-20, utamanya disebabkan perburuan dan kekeringan.
Sejak itu, upaya konservasi membantu populasi mereka bertambah di kawasan hutan Gir yang kering.
Namun, banyak pakar mengatakan dari tahun ke tahun Gir semakin sempit bagi singa, hewan liar yang dikenal teritorial.
Aparat kehutanan mengatakan singa-singa Gujarat mulai merambah pantai di tahun 1990-an disebabkan perebutan wilayah.
“Seekor singa umumnya membutuhkan wilayah sekitar 100km² di mana di sana juga terdapat 3-4 singa betina beserta anak-anaknya. Ketika anak singa jantan beranjak dewas dia akan mengambil alih wilayah itu dari tetuanya atau pergi mencari teritori lain,” kata Shyamal Tikadar, seorang pejabat tinggi kehutanan setempat.
Singa-singa biasanya mencapai kawasan pesisir pantai dengan mengikuti jalur Sungai Heran, yang melewati hutan Gir dan bertemu dengan Laut Arab di muara yang berada di distrik Somnath.
Ini artinya, orang-orang seperti Uday Shah – yang memiliki lahan pertanian di dekat laut di distrik Veraval, 80km (50 mil) jauhnya dari hutan Gir – sekarang terbiasa melihat sekawanan singa di tepi pantai.
“Awalnya kami takut ketika melihat mereka, tetapi sekarang mereka tidak mengganggu kami,” katanya.
HD Galchar, petugas kehutanan di Veraval, mengatakan kawanan yang terdiri dari sekitar tujuh ekor singa sudah bermukim di dekat pantai sejak beberapa tahun silam. Dia mengatakan departemen kehutanan mulai menanam pohon arab gom gugur di daerah itu ketika melihat ada peningkatan populasi singa.
Berhadapan dengan tepi pantai Veraval, sekarang tampak jajaran pohon gom arab fan di sanalah kawanan singa tersebut tinggal. Pohon-pohon itu memberikan habitat bagi singa seperti di hutan Gir.
Galchar mengatakan bahwa terkadang mereka berburu babi liar dan banteng biru (nilgai) di kawasan hutan lindung di pesisir pantai.
Namun, ketika mereka tidak dapat menemukan mangsa, mereka pergi ke desa-desa terdekat dan membunuh kambing dan sapi.
Natha Parmar, yang memiliki perkebunan mangga di dekat sungai Heran di distrik Somnath, mengatakan singa telah membunuh setidaknya 10 ternaknya dalam beberapa tahun terakhir.
Dia dan beberapa warga desa lainnya awalnya sangat marah. Namun, kemudian mereka menyadari bahwa keadaan itu justru ada keuntungannya.
“Sebelumnya, kami harus mengatasi kawanan babi liar dan nilgai karena mereka merusak semua tanaman pangan kami. Sekarang semua itu nyaris berhenti,” ujarnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dia dan petani lain sekarang belajar untuk hidup lebih berhati-hati dan menghormati keberadaan singa-singa itu. Dengan demikian tidak ada serangan oleh singa terhadap manusia di daerah itu sampai sekarang.
“Ketika kami bertemu mereka, kami berhenti dan memberikan jalan bagi mereka atau mengubah rute tanpa menggangu mereka,” paparnya.
Jheenabai, pelacak jejak singa yang bekerja untuk departemen kehutanan, mengatakan warga di daerah sekitar menyesuaikan gaya hidup mereka dengan singa, seperti yang juga dilakukan dahulu oleh masyarakat fi sekitar hutan Gir.
“Terkadang, singa pindah ke hutan terdekat atau daerah pemukiman untuk berburu, tetapi kemudian mereka kembali ke sini untuk beristirahat. Mereka telah beradaptasi dengan habitat ini,” klaimnya.
Singa di Gujarat telah beradaptasi dengan perubahan habitat sesuai dengan keadaan, kata pakar margasatwa Rajan Joshi. Mereka telah terbiasa tinggal di dekat manusia di Gir, katanya, dan kemudian, di lahan terbuka ketika jumlah mereka bertambah.*