Hidayatullah.com — Politisi sayap kanan Prancis, Marine Le Pen, menuntut pemerintah untuk menutup lebih banyak masjid.
Permintaannya datang meskipun Prancis telah menutup 24 masjid dalam dua tahun terakhir atas perintah Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Prancis, BFMTV, Marine Le Pen mengatakan: “Dia (Darmanin) menutup sebuah masjid di sana, sebuah masjid di sini. Dia sesekali memecat seorang penceramah, tetapi dia harus menutup semua masjid ekstremis di tanah kami.”
Le Pen menyebut semua Muslim yang memiliki “retorika radikal” harus dideportasi.
Tahun lalu pada bulan Agustus, otoritas hukum tertinggi Prancis menyetujui rancangan undang-undang “anti-separatisme” yang kontroversial yang dikritik karena cenderung menarget Muslim.
RUU itu disahkan oleh Majelis Nasional musim panas lalu, meskipun ada tentangan kuat dari anggota parlemen sayap kanan dan kiri.
Kasus yang paling terkenal adalah penutupan masjid Al-Farouk di Bordeaux pada Maret lalu selama enam bulan. Gubernur kota menuduh masjid itu “Islam radikal” dan “menyebarkan ideologi Salafi”.
Dalam pernyataannya, gubernur menuduh pengelola masjid telah menyampaikan khutbah yang mengajak untuk tidak mematuhi hukum Prancis dan membenarkan serangan teroris.
Pengelola masjid juga dituduh menyebarkan pesan yang berisi kebencian terhadap ‘Israel’ serta mendukung organisasi teroris atau orang-orang yang membela “Islam radikal”, lansir Anadolu pada Rabu (15/03/2022).*