Hidayatullah.com– Seorang profesor kimia dipecat oleh New York University (NYU) setelah mahasiswa mengirim petisi yang mengatakan kelasnya terlalu sulit untuk diikuti. Namun, pemecatan itu menimbulkan kontroversi.
Maitland Jones Jr, seorang profesor kimia organik, dipecat oleh NYU setelah lebih dari 80 siswa dari 350 mahasiswanya menandatangani petisi yang mengeluhkan nilai, pengajaran, dan bantuan yang diterima selama pandemi Covid-19.
Jones, yang kini berusia 84 tahun, pada bulan Agustus menerima pesan dari dekan sains berisi penuntasan kontraknya, lapor New York Times seperti dilansir The Guardian Kamis (6/10/2022).
Profesor-profesor kimia yang menentang keputusan itu menulis surat kepada beberapa dekan NYU, mengatakan mereka khawatir kasus itu dapat merusak kebebasan fakultas dan melemahkan praktik pengajaran yang sudah terbukti baik.
“Kita semua berada di pihak yang sama menginginkan mahasiswa untuk berhasil tetapi kita menggunakan metrik yang tidak selaras, dan dalam banyak kasus cacat, untuk mengevaluasi keberhasilan,” kata Stephanie Lee, salah satu profesor yang menandatangani surat tersebut, dalam cuitan di Twitter.
“Salah satu konsekuensi dari ketidakselarasan ini adalah bahwa tindakan kita didorong oleh rasa takut.”
Petisi mahasiswa memprotes bahwa kelas Jones terlalu sulit dan mereka kekurangan sumber daya dan bantuan belajar. Petisi itu tidak mengatakan bahwa sang profesor harus dipecat.
Jones, seorang profesor terakreditasi luas yang dikenal karena menulis buku teks kimia organik, mengatakan kepada New York Times bahwa dia sendiri sebenarnya berpikir untuk pensiun. Namun, sekarang dia mengkhawatirkan tindakan NYU itu akan mempengaruhi para profesor dan fakultas lain.
Dalam pernyataannya seorang jubir NYU mengatakan keputusan itu diambil bukan semata karena petisi mahasiswa. Keputusan diambil dengan memperhatikan kenyataan di lapangan banyaknya mahasiswa yang menarik diri dari kelas, buruknya hasil evaluasi pelajaran, penolakan mahasiswa, serta sikap si pengajar sendiri yang dinilai tidak responsif, serta merendahkan dan kurangnya transparansi dalam penilaian.
Sebagian mahasiswa percaya pandemi benar-benar telah mengganggu kemampuan mereka untuk mempersiapkan diri mengikuti kelas seperti kimia organik, kursus dasar bagi mereka yang berharap belajar kedokteran.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sebagian orangtua mahasiswa menolak pemecatan tersebut. Sejumlah kelompok mengatakan keputusan NYU itu merupakan indikasi masalah dalam sistem sekolah yang mereka yakini terlalu lunak pada siswa.“Ketika membayar pendidikan di universitas terkemuka, kita harus mengharapkan profesor berkualitas untuk menantang siswa kita secara intelektual, membantu mereka tumbuh dengan mendorong mereka untuk melampaui dari apa-apa yang mudah dan nyaman,” Elicia Brand, pendiri Army of Parents, mengatakan kepada Fox News.*