Hidayatullah.com — Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan ia akan melakukan perjalanan ke Uzbeskitan, Indonesia, Bahrain dan Qatar pada bulan ini.
Berbicara pada konferensi pers di ibukota Ankara, Erdogan mengatakan perjalanannya akan dimulai dengan Uzbekistan pada Kamis dan Jumat untuk menghadiri pertemuan Organisasi Negara-negara Turki (OTS).
OTS, sebelumnya disebut Dewan Kerjasama Negara Berbahasa Turki adalah organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara Turki independen yang bekerja sama untuk meningkatkan hubungan dan persatuan diantara mereka sendiri.
Türkiye telah memprioritaskan kedaulatan, stabilitas, dan kesejahteraan negara-negara Turki di Asia Tengah sejak tahun 1990-an, kata Duta Besar Mercan saat berpidato di acara tersebut.
Erdogan kemudian akan menuju ke Bali, Indonesia pada hari Selasa dan Rabu berikutnya, 15-16 November, untuk KTT G20.
Dilansir Daily Sabah pada Senin (07/11/2022), KTT G20 di Bali juga akan dihadiri Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden AS, Joe Biden.
Setelah KTT, dia akan mengunjungi negara Teluk Bahrain, dan pada 20 November, dia akan menuju ke tetangganya Qatar.
Bulan lalu, Türkiye dan Qatar menandatangani 11 kesepakatan kerja sama baru dalam pertemuan kedelapan Komite Strategis Tertinggi di Istanbul.
Türkiye dan Qatar membentuk Komite Strategis Tertinggi pada tahun 2014 sebagai mekanisme untuk dialog tingkat tinggi dan kerja sama bilateral.
Ankara dan Doha menikmati hubungan yang kuat, terutama sejak blokade 2017 negara Teluk oleh Arab Saudi dan lainnya. Kedua negara telah memperkuat hubungan militer dan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir.
Hubungan Turki-Qatar juga menyaksikan kerja sama yang tumbuh dan berkelanjutan di berbagai tingkatan, dengan koordinasi tinggi pada banyak masalah regional dan internasional, termasuk krisis Libya dan Afghanistan.
Selain perdagangan bilateral dan hubungan diplomatik, kedua negara memainkan peran penting dalam mendukung pemerintah Libya yang sah dan membela Tripoli melawan pasukan Jenderal Khalifa Haftar dalam serangan 14 bulan. Mereka juga bekerja sama untuk membuka kembali Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai setelah Taliban mengambil alih menyusul jatuhnya pemerintah dan penarikan pasukan AS.*