Hidayatullah.com—Pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia yang dituduh melakukan pembunuhan atas seorang anak perempuan berusia empat tahun di Yanbu, Arab Saudi, mengatakan dalam persidangan hari Selasa (12/3/2013) bahwa setan yang melakukan kejahatan tersebut.
Di pengadilan Yanbu, salah seorang dari tiga hakim menanyakan wanita PRT itu apakah dia membunuh Tala al-Shehri atau tidak.
“Bukan saya, setan yang membunuhnya,” kata wanita itu dikutip Saudi Gazette.
Hakim tersebut mengulangi pertanyaan yang sama tiga kali, namun selalu dijawab sama pula.
Hakim kemudian bertanya, “Apakah anda merencanakan pembunuhan itu?”
Wanita itu kemudian menjawab, “Ya, satu pekan sebelumnya.”
Hakim kemudian menanyai ayah Tala, Khalid al-Shehri, yang menuntut hukuman mati.
PRT Indonesia, yang tidak disebutkan namanya dalam laporan tersebut, didakwa melakukan pembunuhan anak perempuan majikannya dengan cara memenggal kepalanya dengan golok, saat orangtua balita itu pergi bekerja dan saudara-saudaranya ke sekolah. Tidak ada motif pembunuhan yang disebutkan. Ayah korban menyangkal keluarganya memperlakukan buruk PRT itu.
Persidangan tersebut hanya dihadiri orang tua Tala dan penerjemah. Para pengacara yang disewa oleh Kedutaan Indonesia untuk mendampingi PRT wanita itu tidak ada yang hadir.
Kasus pembunuhan Tala mengagetkan masyarakat Saudi dan mendatangkan simpati kepada keluarga. Pasalnya, akibat terburu-buru kembali ke rumah setelah mendengar putrinya dibunuh, dua orang tewas tertabrak kendaraan yang dikemudikan ayah Tala. Khalid al-Shehri bergegas pulang mengetahui istrinya sangat tertekan mendapati putri mereka tewas dipenggal kepalanya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Peristiwa pembunuhan sadis itu mendorong sejumlah guru wanita di Saudi mendesak Kementerian Pendidikan agar menyediakan tempat penitipan bayi dan anak-anak.
Mereka mengatakan, sebagian besar guru wanita -termasuk ibunda Tala- terpaksa meninggalkan anak-anak mereka yang masih kecil bersama pembantu orang asing, sebab mereka tidak ada tempat untuk menitipkan anaknya.*