Hidayatullah.com–Komisi Pemilihan Umum Afghanistan menyatakan calon presiden Ashraf Ghani sebagai pemenang dalam pemilu yang digelar bulan Juni lalu.
Pengumuman tersebut disampaikan komisi pada hari Ahad (21/9/2014), beberapa jam setelah Ghani menandatangani perjanjian pembagian kekuasaan dengan rivalnya Dr Abdullah Abdullah, yang akan mengisi jabatan baru dalam pemerintahan sebagai kepala eksekutif, lansir Aljazeera.
Ghani dinyatakan sebagai pemenang dalam pilpres setelah tim dari Perserikatan Bangsa-Bangsa memeriksa kertas suara yang masuk dalam pemilihan yang penuh dengan sengketa itu.
Perjanjian pembagian kekuasaan itu dicapai pada hari Sabtu (20/9/2014) dan mengakhiri pertikaian selama berbulan-bulan antara kubu Ghani dan Abdullah.
Pemerintah Amerika Serikat menyambut baik kesepakatan itu yang disebutnya dapat membantu mengakhiri pertikaian politik di Afghanistan.
Hasil sementara perhitungan suara pada bulan Juli lalu menunjukkan Ghani unggul dari mantan menteri luar negeri Abdullah Abdullah dengan 56 persen suara.
Perhitungan suara itu kemudian menyulut aksi protes dari para pendukung Abdullah, yang menuding terjadi kecurangan besar dalam pilpres tahun 2014 ini dan Abdullah adalah pemenang sebenarnya.
Perlu diketahui, Ashraf Ghani merupakan kandidat yang didukung penuh oleh Hamid Karzai, presiden Afghanistan yang dinaikkan ke kursi kekuasaan oleh Amerika Serikat lewat pemilu setelah menginvasi negara itu dan menumbangkan pemerintahan Taliban.
Ghani, yang pernah bekerja sebagai ekonom di Bank Dunia dan juga di Perserikatan Bangsa-Bangsa, berasal dari keluarga berpengaruh dari suku Pashtun.
Pada putaran pertama pemilu presiden kemarin, sebenanrnya Ghani kalah jauh dibanding Abdullah Abdullah dalam pengumpulan suara. Namun, karena Abdullah tidak mendapatkan suara yang dianggap mencukupi, meskipun dia duduk di peringkat pertama, maka pemilihan putaran kedua harus dilakukan.
Ajaibnya, Ghani yang awalnya kalah jauh dari Abdullah pada putaran kedua tiba-tiba mendapatkan suara dukungan yang banyak mengalahkan Abdullah. Hal ini kemudian yang memicu pertikaian di antara mereka.
Ketua komisi, Ahmad Yousuf Nuristani, dalam pengumuman resmi hasil pemilu kemarin mengakui bahwa dalam pemilihan presiden tahun ini terjadi banyak sekali kecurangan dan menengaskan bahwa tim audit dari PBB tidak sanggup untuk mendeteksi semua kecurangan yang terjadi.
Siapa yang presiden menggantikan Hamid Karzai penting bagi Amerika Serikat, sebab kebijakan militer Gedung Putih dan sekutunya atas Afghanistan pasca penarikan pasukan NATO berkaitan langsung dengan kemauan presiden negara yang diinvasinya itu untuk bekerjasama dengan Washington, yang akan menarik sebagian besar pasukannya pada akhir 2014 ini*