Hidayatullah.com–Akun-akun sosial media sejak minggu lalu dibanjiri foto-foto kepala pengawal Hassan Nasrallah dari Hizbullah Libanon, menggenakan pakaian militer, di Suriah.
Gerakan Syiah asal Libanon, Hizbullah, merupakan sebuah proxy Iran dan telah lama mendukung pemerintah Suriah rezim Bashar Al-Assad sejak konflik Suriah meluas di awal tahun 2011.
Sebuah akun Facebook milik ‘Sham Zainab’ pada 16 Nobember, memposting foto pengawal Nasrallah, yang dikenal dengan nama lain ‘Abu Ali’.
Tertulis di keterangannya: “Abu Ali, pengawal Sayed Hassan Nasrallah, di salah satu medan tempur di Suriah.”
Laporan: Milisi Hizbullah Kirim Lebih Banyak Teroris ke Suriah Bantu Bashar
Pada akun Facebook lain milik seorang bernama ‘Faris Al-Quds’, memposting foto ‘Abu Ali’, yang dalam foto tersebut sedang menggenakan pakaian militer. Keterangan foto tersebut mengatakan bahwa itu merupakan foto pengawal Nasrallah, demikian kutip Arabiya News Channel, Kamis (24/11/2016).
Sedangkan akun Facebook milik ‘Mihwar Al-Mukawa’ melaporkan pada 16 November bahwa Channel 10 Israel mengatakan bahwa ‘Abu Ali’ berada di Qusayr – sebuah kota di barat Suriah provinsi Homs – di mana parade militer sedang berlangsung.
Pejabat Iran: Hizbullah Kehilangan ‘Ribuan’ Anggota dalam Perang Suriah
Sementara itu, akun lain milik ‘Ali Nazal’ dan ‘Abu Al-Huda Al-Humsi’ pada 18 November mengatakan “Situs-situs Iran yang dekat dengan Garda Republik Iran mengatakan Hizbullah mengirim pengawal Hassan Nasrallah ke Aleppo, dan dia bernama Ali Abu Jawab dalam mencari Jerusalem’s path.”
‘Jerusalem’s path’ merupakan istilah yang digunakan oleh Hizbullah untuk membenarkan keterlibatan mereka di konflik Suriah dengan menganggap pembebasan Jerusalem dari Israel sebagai pertempuran final yang harus dimenangkan.
Kantor berita Libanon juga melaporkan tentang foto-foto tersebut.
Harian independen Libanon Annahar pada Selasa mempublikasikan bahwa pengguna media sosial telah dibanjiri foto terbaru dari ‘Abu Al’, mengatakan bahwa foto itu diambil di “pertempuran garis depan antara rezim Suriah dan pejuang oposisi di Aleppo.”*/Nashirul Haq AR