Selain melakukan aktifitas kemanusiaan seperti mengadakan donor darah dan pemberian santunan, posko ini juga dijadikan sebagai sarana untuk melakukan komunikasi dan kerjasama baik antara warga muslim dengan non muslim khususnya Hindu, juga antara warga pendatang di Bali dengan warga asli Bali. Demikian dikatakan Ketua DPP Wilayah Dakwah (Wilda) IV Ahmad Zainuddin kepada Keadilan Online di Jakarta, Selasa (15/10).
Zainuddin yang wildanya membawahi provinsi Jatim, Bali, NTT dan NTB menuturkan, posko kemanusiaan itu sendiri merupakan kelanjutan dari aktifitas yang telah dirintis ketua DPW PK Bali, Dwi Trijono beberapa hari lalu, sejak terjadinya pemboman. Sebelumnya, lanjut Zainuddin, Trijono telah melakukan konsolidasi internal dengan berbagai elemen umat Islam termasuk Majelis Ulama Bali dan koordinasi lintas agama se-Bali serta menggalang kekuatan lintas parpol untuk menyampaikan sikap terhadap tragedi pemboman ini. Triono sendiri merupakan sekretaris lintas parpol se-Bali.
Zainuddin menyarankan agar setiap kader PK, terutama di daerah Bali dan sekitarnya, senantiasa waspada dan hati-hati terhadap segala bentuk provokasi yang mungkin terjadi pasca pemboman. Kekhawatiran itu beralasan mengingat seorang kader PK bernama Nanang Kosim dan Tri (ummahat) mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan ketika berada di tempat kejadian.
“Kebetulan saat kejadian Ibu Tri (pakai jilbab) sedang berada di sekitar tempat kejadian. Tatkala ia keluar dari mobil, beberapa orang Bali dan para bule mengumpat-ngumpat dia, dan berkata sinis kepadanya,” kata Zainuddin.
Zainuddin juga berharap untuk kesuksesan posko ini, para kader PK dan dermawan bisa menyumbangkan dananya. Dana tersebut bisa dikirim ke: Rek BCA : 0490023909 atas nama DWI TRIJONO, BCA CAPEM Jalan Maluku, Denpasar, Bali. (Dar/Imn/sma)