Hidayatullah.com–Keberadaan para santri diharapkan menjadi solusi krisis ulama di Sumatera Utara, ujar kepala bidang Pendidikan Keagamaan Pondok Pesantren dan Pembinaan Agama Islam Kementerian Agama Wilayah Sumut, Jaharuddin Batubara.
“Kita berharap semakin banyak santri yang telah mendalami ilmu agama Islam menjadi ulama,” katanya pagi tadi.
Menurut dia, krisis ulama di Sumut dewasa ini menjadi keprihatinan umat, khususnya para pemuka agama, sehingga perlu upaya menyiapkan banyak kader ulama.
Terlebih di era globalisasi dewasa ini, tantangan dari peradaban modern yang bersumber dari negara asing semakin kuat mewarnai budaya Indonesia. Mininmnya ulama akan berpengaruh pada efektivitas dakwah, katanya.
Jaharuddin mengungkapkan, saat ini terdapat sebanyak 217 pondok pesantren di Sumut yang senantiasa memberikan pendalaman ilmu agama Islam.
Seluruh pondok pesantren, baik jenis salafiah maupun modern itu tengah menggodok sebanyak 62.578 santri sebagai kader yang akan menyampaikan syiar Islam.
Menurut dia, keberadaan para santri maupun santriwati yang jumlahnya mencapai puluhan ribu itu sangat potensial untuk melahirkan banyak ulama bila seluruhnya terus konsisten mendalami kajian Islam.
Namun fenomena yang banyak terjadi, para santri dan santriwati tidak meneruskan pendidikannya mendalami kajian Islam. Setelah tamat dari pondok pesantren, sebagian besar melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan jurusan sosial atau eksakta.
“Harapan yang paling besar tentunya dari para santri pondok pesantren salafiah yang mendalami kajian nahwu, shorof serta balaghah, menjadi kader ulama,” tambahnya.[was/hidayatullah.com]