Hidayatullah.com–Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia hari ini hingga mengadakan dialog dan dengar pendapat tentang penanganan permaslahan Ahmadiyah. Dalam konferensi pers sebelum dialog berlangsung, Kepala Balitbang dan Diklat Kemenag, Abdul Djamil mengatakan acara ini digelar sebagai kelanjutan acara serupa yang pernah diadakan sebelumnya.
“Akhirnya melahirkan SKB 3 Menteri 2008,” kata Djamil kepada wartawan di Kantor Kemenag Jalan HM. Thamrin No.6, Jakarta, Selasa (22/3) pagi.
Lebih lanjut Djamil mengatakan selama dua tahun belakangan, pemerintah melihat perkembangan di lapangan yang semakin mengkhawatirkan. Klimaks dari polemik Ahmadiyah adalah kejadian di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Diharapkan dari dialog ini menghasilkan beberapa rumusan yang bakal dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan yang strategis dalam penyelesaian Ahmadiyah di Indonesia.
Dialog yang berlangsung tertutup ini terbagi menjadi beberapa sesi. Untuk sesi dengar pendapat menghadirkan beberapa pembicara dari berbagai kalangan, seperti dari pihak Ahmadiyah (PB JAI dan PB GAI), Setara Institute, The Wahid Institute, Imparsial, Ma’arif Institute, MUI, Muhammadiyah, NU, DDII, FPI, dan sejumlah tokoh nasional. Selanjutnya, perumusan akan dilakukan peserta tetap yang berjumlah 33 orang, Selasa (5/4).
Sampai berita ini diturunkan dialog masih berlangsung dengan menghadirkan pembicara Sekjen Kemenag, Bahrul Hayat, PB JAI, PB GAI. Diagendakan dialolg hari ini berlangsung hingga menjelang sore. *