Hidayatullah.com–Direktur King Abdullah bin Abdulaziz International Center for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID), Faisal Bin Abdulrahman Bin
Muammar, mengusulkan perlunya strategi yang terintegrasi dalam membangun hubungan yang baik antar agama-agama yang berasas pada nilai-nilai kemanusiaan.
“Agama-agama perlu membangun hubungan dengan dasar penghargaan dengan strategi yang terintegrasi. Kita perlu model akhlak dalam memperkuat kesepahaman dan menjadikan dialog untuk memecahkan masalah,” kata Faisal Muammar saat berbicara dalam acara dialog internasional agama di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (04/06/2013).
Faisal menegaskan, bahwa dialog yang terbaik adalah dengan akhlak dan bukan dengan balas dendam seperti yang diajarkan oleh Islam. Kita harus menghentikan peperangan dengan memberikan sumbangsih ide dalam dialog yang terbangun, imbuhnya.
“Dialog dilakukan untuk membangun toleransi. Tidak membedakan dalam memperlakukan hak asasi manusia,” ujar dia.
KAICIID, terang Faisal, menyikapi persoalan kemanusiaan yang ada seperti masalah terorisme dan radikalisme dunia, dengan berinisiasi menggelar dialog agama untuk membangun kerjasama guna menghindari perpecahan. Beberapa upaya yang telah dicapai pihaknya antara lain mendirikan Pusat Raja Saudi untuk Dialog Agama untuk Perdamaian di Wina, Austria.
Pihaknya juga menggelar konferensi agama di Madrid, Spanyol, yang dihadiri menteri dari kedua negara serta sejumlah menteri dari negera Eropa pada Oktober 2011. Ia menjelaskan, pertemuan internasional tersebut bertujuan menjaga kehormatan manusia dan meningkatkan derajat manusia.*