Hidayatullah.com–Kemenangan Hamas di Gaza mengalahkan penjajah Israel bukan hanya karena militer Gaza yang profesional seperti yang diberitakan The Washington Post, melainkan juga karena peran ulama-ulama yang sangat peduli. Para ulama Gaza senantia berada di dalam barisan dan di luar barisan terhadap perjuangan pembebasan Palestina.
“Militer kuat karena peran ulama,” ucapnya Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir dalam “Konferensi Pers dan Halal Bihalal” di AQL, Tebet, Jakarta, Kamis (28/0842014)
Ia mengatakan bahwa di manapun negeri umat Islam jika ingin selalu terjaga agar selalu ikut sertakan peran ulama. Sebab ulama, menurutnya lebih paham ilmu, termasuk menyangkut masalah jihad.
“Bersatu atau tidak negara Islam tergantung peran ulama,” tambahnya.
Selain peran ulama dan militer, negeri umat Islam harus senantiasa yakin akan kemenangan. Dan contoh ini seharusnya melekat pada diri pemimpin Muslim sendiri yang siap jadi pembela.
“Siap menang tergantung pemimpin mau atau tidak jadi martir,” sarannya. Sebagai penutup, ia pun menyampaikan pesan bahwa senantiasa selalu berhati-hati kepada umat Islam yang berhati Yahudi. Sebab pada peperangan tahun 2014, terindikasi ada campur tangan umat Islam yang berhati Yahudi terhadap pembantaian rakyat Gaza
“Peperangan 2014 ada banyak hati Yahudi di tubuh Muslim,” kutipnya dari pesan ulama Gaza yang ia dapatkan.
Sebelum ini, dalam acara Tabligh AkKbar Peduli Palestina di Masjid Al Barakah, Bachtiar Nasir mengatakan umat Islam di Gaza adalah contoh umat terbaik. Dia juga mengutip Washington Post yang sempat mengatakan, Izuddin Al Qassam adalah tentara terbaik dan profesional yang pernah ada. Karena mereka senantiasa bersiapa selama 24 jam dengan latihan amat keras.
“Dengan segala keterbatasan, mereka mampu membuat dan mengoperasikan senjata-senjata canggih, yang terbaru rudal home made M-75. Selain itu, mereka memiliki bunker yang tak terdeteksi satelit Israel. Karena pedoman mereka adalah Al-Quran,” ujarnya.
Acara ini berlangsung dengan dihadiri para jamaah AQL dan awak media.*