Hidayatullah.com- Pemerintah dan umat Islam di Indonesia harus mengetahui dan paham betul daerah-daerah pemetaan penyebaran Syiah di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan pakar Syi’ah dari Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Dr. M. Kholid Muslih, M.A terkait kasus pemberontakan kaum Syiah al-Hautsi (media asing menyebutnya al Houthi) yang menduduki Istana Kepresidenan Yaman, belum lama ini.
“Seperti kasus Syi’ah yang pernah terjadi di Sampang Madura, itu juga dikarenakan umat Islam tidak mengetahui pemetaan daerah penyebaran Syi’ah. Setelah kasus tersebut mencuat di tengah masyarakat, umat Islam baru tahu dan sadar bahwa itu adalah salah satu pergerakan kelompok Syi’ah,” ungkap Kholid pada hidayatullah.com.
Menurutmnya, dengan mengetahui pemetaan, pemerintah dan umat Islam bisa menyusun strategi, bagaimana menghadapi dan mencegah ‘pemberontakan’ Syiah serta meluruskan kembali akidah saudara-saudara Muslim.
Selama ini yang menjadi kelemahan umat Islam di Indonesia ialah kurang mengetahui dan paham perihal daerah-daerah pemetaan penyebaran Syiah. Misal daerah penyebaran Syiah di Jawa Timur seperti di Bangil, Pasuruan, Malang, Jember, Madura,
Mojokerto dan Surabaya; Jawa Tengah seperti di Pekalongan; Jawa Barat seperti di Bandung dll.
Selain langkah di atas, alumni Universitas Al Azhar Kairo, Mesir yang tesis dan disertasinya fokus membahas dan mengkaji tentang Syiah di Indonesia menambahkan bahwa umat Islam juga perlu melakukan orientasi ulang doktrin-doktrin Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sebab, masih banyak sekali umat Islam di Indonesia yang kurang paham tentang itu.
“Mulai saat ini umat Islam khususnya di Indonesia, harus lebih waspada lagi terhadap pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok Syiah. Syiah yang ada di Indonesia memiliki potensi untuk melakukan pemberontakan seperti Syiah al-Hautsi yang sempat menduduki Istana Kepresidenan Yaman. Di mana Syiah di Indonesia juga berpotensi memiliki orientasi untuk menguasai kekuasaan di Indonesia,” tegas Kholid. [baca: Dr. M. Kholid Muslih: Syiah di Berbagai Negara Berpotensi Memberontak]
Maka dari itu, sambung Kholid, seluruh ormas Islam di Indonesia harus saling mendukung dan bekerja sama guna menghadapi dam mencegah pemberontakan kelompok Syiah yang sudah mulai menyebar dimana-mana.
Umat Islam harus bersatu padu membangun kekuatan dengan melepaskan segala perbedaan yang bisa memecah belah persatuan umat Islam di Indonesia. Sementara itu pemerintah diminta lebih peka masalah ini. */ Achmad Fazeri