Hidayatullah.com—Ketua Yayasan Masjid Al Hikmah New York Muhammad Syamsi Ali mengatakan, konflik di Timur Tengah, berkepanjangan Salah satunya karena adanya faktor ketidaktahuan akan sejarah antara Yahudi dan Islam.
“Secara umum, konflik tercipta karena ketidaktahuan,” ucapnya dalam acara bedah bukunya yang ditulis bersama tokoh Yahudi bertajuk “Anak-anak Ibrahim: Mengurai Konflik Timur Tengah dengan Milah Ibrahim” di @atamerica, Pasific Place, Sudirman, Jakarta Rabu (12/11/2014) kemarin.
Pria kelahiran Bulukumba yang merupakan imam masjid di New York ini berpendapat, bahwa selama ini banyak orang telah salah dalam memaknai sejarah. Termasuk salah memahami dalam membaca Al-Qur’an. Apalagi peran media yang acapkali berlebihan.
“Salah baca sejarah. Salah memahami baca Al-Qur’an. Dan peran media,” sambungnya.
Untuk itu, mengurai agar tidak adanya akar masalah di Timur Tengah, Syamsi Ali menyeru agar agama dan politik tidak dipolitisir.
“Banyak hal kita mainkan untuk agama dan politik,” tambahnya.
Padahal, menurutnya, antara Israel dan Palestina sebenarnya mereka ingin berdamai dan ingin saling mengenal.
“Saya pernah ke Israel. Justru anak-anak antara Israel dan Palestina ingin saling kenal,” katanya.
Oleh sebab itu, menurutnya Yahudi dan Islam dapat bekerjasama. Misal saja dalam membangun sebuah negara seperti yang dicontohkan Rasulullah dengan memberikan kedudukan tinggi kepada mereka.
“Yahudi dapat terpuji di konstitusi,” tutupnya.
Hanya saja, pendapat Syamsi Ali ini bertolak belakang dengan keinginan warga Palestina sendiri sebagaimana pernah disampaikan Dr Mahmoud al-Zahar, anggota tertinggi gerakan HAMAS yang mengatakan, Hamas siap untuk melaksanakan perjanjian perdamaian dan mengakhiri pembagian politik antara Tepi Barat dan Jalur Gaza, tetapi itu tidak berarti Hamas setuju untuk menyerahkan masalah keamanan di Gaza kepada penjajah Israel.
HAMAS berkali-kali menegaskan tidak akan pernah membenarkan doktrin keamanan diserahkan kepada penjajah Israel yang secara jelas melawan semua pejuangan rakyat Palestina yang telah dijajah lebih dari 66 tahun.
Bagi HAMAS dan rakyat Palestina, adalah pembebasan tanah Palestina dan penjajah Israel harus keluar dari tanah wakaf umat Islam.
Turut hadir dalam acara ini Rabbi Marc Schneier, tokoh Yahudi dan pendiri Yayasan Pemahaman Etis dan Rabi Pembina Sinagoge Hampton, New York ini dan Dubes Amerika Untuk Indonesia.*
.