Hidayatullah.com- Film kontrovesial “King Suleiman” bisa menimbulkan misrepresentasi (penggambaran) terhadap sosok Raja Sulaiman serta Kekhalifahan Turki-Utsmani.
Akibatnya, sosok Sultan Sulaiman yang hebat dalam peranan sejarahnya menjadi terdegradasikan pada urusan domestik yang berbau sinetron.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sejarahwan, Alwi Alatas menanggapi pandangan Lesbumi terhadap film kontroversi “King Suleiman” kepada hidayatullah.com, Sabtu, (24/01/2015) Siang.
“Hal itu disebabkan frame cerita film, dimana sejak bagian awal dan dalam episode yang sempat saya lihat, fokus ceritanya lebih banyak pada intrik dan persaingan di antara istri serta selir sultan,” ujar Alwi.
Penulis buku Shalahuddin Al Ayyubi dan Perang Salib III itu menangkap isi film King Suleiman banyak menyampaikan hal negative, misalnya banyak intrik kekuasaan, termasuk melibatkan perempuan istana terjadi juga dalam pemerintahan Islam.
“Ini kesan yang saya tangkap setelah melihat beberapa episode dari film tersebut,” tegas Alwi.
Jika memang fokus utama ceritanya lebih banyak seperti yang disebutkan di atas, menurut Alwi lebih baik film itu tidak diteruskan. Sebab akan mengundang kontroversi masyarakat. Terlebih lagi, sosok Sulaiman adalah seorang Khalifah besar dan penting dari kerajaan Islam Turki Utsmani.
“Penggambaran yang tidak sesuai tentang sosok raja Sulaiman tentu akan menyebabkan rasa kecewa umat Islam,” tutup Alwi.*