Hidayatullah.com – Ketua Dewan Pembina Pengajian Politik Islam (PPI), KH. Cholil Ridwan mengatakan, umat Islam tidak perlu khawatir membicarakan politik di masjid.
Menurutnya, di saat sudah merdeka seperti ini, terlebih pasca reformasi, masjid harus menjadi pusat kegiatan. Hal itu, kata dia, juga dicontohkan para khulafaur rasyidin. Dimana keempat khalifah tidak membangun istana melainkan dipusatkan di masjid.
“Jadi sekarang tidak perlu takut seperti jaman penjajahan Belanda, tidak boleh bicara politik di masjid,” ujarnya saat Tabligh Akbar Politik Islam (TAPI-7) di Masjid Al-Azhar, Kebayoran, Jakarta, Ahad (15/01/2017).
KH Cholil Ridwan : Kita Menjadi “Muslim Dzimmi” di Indonesia
Karenanya, terang Kiai Cholil, pihaknya akan terus mengibarkan gerakan politik dari masjid.
“Mengingat masjid Nabi shalallahu alaihi wassalam bukan hanya tempat sholat tapi adalah pusat kegiatan umat dan pemerintahan, termasuk didalamnya politik, ekonomi, dan militer,” jelasnya.
KH Cholil Ridwan: Presiden Jangan Korbankan Negara demi Lindungi 1 Orang
Kiai Cholil mengungkapkan, dengan adanya wilayah mayoritas muslim tapi dipimpin kafir, padahal di wilayah mayoritas non muslim juga tidak dipimpin oleh orang Islam. Hal ini menjadi alasan mengapa pengajian politik menjadi penting.
“Politik merupakan lokomotif dakwah sebagaimana yang dicontohkan Nabi,” tandasnya.*