Hidayatullah.com—Hari Ahad (29/01/2017), jamaah Masjid Al-Hikmah, Kompleks Perumahan Dasana Indah, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Tangerang menggelar Grand Launching “Muslim Market Al-Hikmah”.
Minimarket yang telah beroperasional sejak tanggal 18 Januari 2017 itu merupakan badan usaha milik Koperasi BMT Mandiri.
Ketua DKM Al-Hikmah, H Muhadik, M.Kes mengatakan, Muslim Market ini merupakan implementasi gerakan kemandirian ekonomi umat Islam. Meskipun masih sangat kecil, ujar Muhadik, dibandingkan dengan Hipermarket yang ada di sekitar Tangerang ini, umat Islam punya tanggung jawab upaya jihad bidang ekonomi ini.
“Salah satu upaya untuk mengembangkannya dengan belanja melaui Muslim Market. Mari kita mulai dari keluarga sendiri,” ujar Muhadik pada acara peluncuran yang diawali dengan shalat Subuh berjamaah.
Sementara itu, Ketua Pendirian Muslim Market, Hambali, mengaku pendirian minimarket ini tercetus dari semangat aksi bela Islam 411 dan 212, beberapa waktu lalu. Menurutnya, ada persoalan lain di Indonesia yang juga memerlukan semangat pembelaan terhadap Islam.
“Ironi, umat Islam yang mayoritas di negeri ini, namun dari segi kemampuan ekonomi dan politik selalu dikendalikan oleh kelompok non Muslim,” ujar Hambali.
Untuk itu, Hambali bersama beberapa kawan yang mengikuti aksi 212 asal Tangerang menggagas kegiatan lanjutan dari aksi bela Islam. Tercetus, kata pria berkacamata itu, berupa kegiatan ekonomi. “Gagasan yang muncul ketika itu berupa usaha untuk pemenuhan kebutuhan dasar kaum Muslimin berupa minimarket,” imbuh Hambali.
Selama ini, jelas Hambali, umat Islam banyak memberikan kontribusi keuntungan terhadap pengusaha yang jelas tidak berpihak pada Islam. “Dari keuntungan itu, mereka justru punya agenda tersembunyi terhadap umat Islam,” ulas Hambali.
Tentu saja ini sangat miris. Oleh karena itu, disepakatilah untuk membuat Koperasi Syariah Mandiri Tangerang Raya yang kini masih dalam proses pengurusan izin.
“Program utamanya adalah membuka minimarket Muslim di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan. Untuk pendirian pertama ini, minimarket menginduk pada Koperasi BMT Mandiri yang telah beroperasi sejak 2004,” papar Hambali. Rencananya, tambah Hambali, koperasi ini juga akan bersinergi dengan Koperasi Syariah 212 yang diketuai oleh Dr Syafii Antonio Syafii, pakar ekonomi Islam.
Hambali mengaku, Muslim Market ini memerlukan modal sekitar Rp 300 juta untuk kebutuhan tempat dan inventory (barang dagangan). Dana tersebut didapat dari jamaah dengan konsep penyertaan modal dalam bentuk investasi maupun wakaf produktif. Saat ini, katanya, telah terkumpul Rp 250 juta dari 136 jamaah.
“Tagline Muslim Market ini ‘dari umat untuk umat’, sehingga modal pun berasal dari umat. Namun, jamaah yang ingin menyertakan modal dibatasi dari Rp 100 ribu hingga Rp 15 juta,” terang Hambali. Pembatasan itu, tambah Hambali, agar koperasi ini tidak didominasi oleh modal perorangan.
Lebih lanjut, Hambali memberikan kesempatan bagi kaum Muslimin yang ingin berjuang bersama-sama dalam gerakan ekonomi umat. “Kita berharap bisa membuka Muslim Market ini sebanyak mungkin, tim kami siap membantu dalam proses pendiriannya,” tegas Hambali.*