Hidayatullah.com–Maraknya kasus pedofil di negeri ini, membuat gerah Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi.
Pria yang akrab disapa Kak Seto ini menegaskan, kasus kekerasan seksual terhadap anak bukan hanya tanggung jawab polisi dan pemerintah, tapi juga guru, masyarakat, dan orang tua harus mencegahnya. Bagaimana caranya?
Kak Seto menerangkan, anak-anak harus dilatih dan diberikan simulasi dalam menghadapi bujuk rayu dan ancaman predator seksual. Selain itu, tambahnya, jangan biarkan anak berada di tempat sepi sendirian, dan segera tegur orang yang membawa anak dengan mencurigakan. “Ini anak siapa, mau dibawa kemana, mau diapain,” ujarnya kepada hidayatullah.com melalui sambungan telepon, Kamis (23/3/2017).
Baca: Kak Seto: Prostitusi Anak-anak Bisa Beranak Pinak Menjadi Banyak Masalah
Hukuman berat bagi pelaku kekerasan seksual terhadap anak, juga perlu menurut Kak Seto. Agar pelaku jera, ungkapnya. Karenanya, ia mengimbau aparat penegak hukum memberikan sanksi kepada pelaku sesuai UU No.17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. Sanksinya mulai dari dikebiri, dipasangi chip agar mudah dikontrol, hukuman seumur hidup, sampai hukuman mati.
Lebih lanjut Kak Seto memandang, korban pedofil lewat media sosial karena orang tua tidak dekat dengan anak-anaknya. Ia menilai, orang tua tersebut malah cuek dan sibuk sendiri. Atau mereka peduli dengan anaknya, tapi terus menekan, menuntut, dan memarahi.
“Membuat anak kabur dari keluarga. Jadi begitu dia asyik bermedia sosial, wah kayaknya yaudah anak gue baik-baik di rumah. Tapi tiba-tiba, diam-diam ga diketahui orang tua, dia ketemu dengan orang yang dikenalnya dengan sangat baik di media sosial. Ternyata mereka adalah predator, ” jelas Kak Seto.
Baca: Reza: Kekerasan, Apalagi Anak-anak Korbannya tak Bisa Ditoleransi
Kuncinya, kata Kak Seto, orang tua harus menjadi sahabat anak. Yang dapat bermedia sosial bersama-sama anak. Sehingga anak mudah dikontrol dan anak merasa teman paling dekatnya adalah ayah dan ibunya.
Namun sayangnya, lanjut Kak Seto, sebagian orang tua justru galak dan marah-marah kepada anak. Akibatnya anak mencari orang lain yang memberi perhatian dan kasih sayang di dunia maya.
“Tahu-tahu jadi korban,” kata Kak Seto.
Terakhir Kak Seto menyeru orang tua untuk berlomba dengan para predator seksual, memberikan perhatian kepada anak-anaknya. “Bukan jadikan anak buah yang bisa dibentak-bentak,” tegasnnya.*/Andi