Hidayatullah.com– Aliansi Pecinta Haromain menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedubes Iran menolak upaya internasionalisasi penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Suci Makkah dan Madinah yang dimotori Iran.
Aksi tersebut diikuti sekitar 200 orang yang terdiri dari sejumlah lembaga Islam dari Jakarta dan Bogor, di antaranya Gerakan Pemuda Ka’bah, HMI Jakarta, Forum Syuhada Indonesia (FSI), Garda 212, dan beberapa lembaga Islam lain.
Dalam orasinya, perwakilan massa, Harsi Harahap mengatakan, umat Islam dan ormas Islam sepakat bahwa pengurusan ibadah haji dan umrah biarlah diurus Arab Saudi.
Baca: Tolak ‘Internasionalisasi’ Haji, Ketua MUI: Pelayanan Saudi Semakin Baik
“Rencana internasionalisasi haji dan urusan dua Tanah Suci Makkah dan Madinah bisa memicu masalah besar dan persengketaan yang berbahaya,” tegas Hasri pantauan hidayatullah.com pada aksi di depan Kedubes Iran, Jl HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (19/02/2018) itu.
Selanjutnya, ia juga mengatakan bukan mustahil jika internasionalisasi tersebut dilakukan dapat menjadi ancaman bagi stabilitas dua Tanah Suci dan daerah sekitarnya.
“Kita tidak tinggal diam, ide ini timbul dari segelintir orang terutama dari negara Iran,” ucapnya.
Baca: ‘Internasionalisasi Dua Tanah Suci’ Ditolak Demi Kelangsungan Haji-Umrah
Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jakarta, Daud Poliradja mengatakan, usulan Iran tersebut sangat ngawur dan kental dengan nuansa politis. Pasalnya, selama ini penyelenggaraan haji sudah sesuai dan tidak perlu dilakukan bergantian negara.
“Akan timbul kegaduhan dan umat akan bingung, karena jika dilakukan internasionalisasi nanti haji bisa berbeda sesuai madzhab masing-masing, termasuk Syiah,” kata Daud.
Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah melontarkan gagasan untuk mendirikan “pemerintahan internasional” untuk mengelola penyelanggaran ibadah haji, sebuah gagasan yang ditolak keras oleh Arab Saudi. Usul tersebut santer lagi sejak awal Februari lalu.*
Baca: Iran dan Propaganda Internasionalisasi “Dua Tanah Suci”