Hidayatullah.com–Sekjen Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia Nurul Hidayati mengatakan, berdasarkan survei 93 persen masyarakat Indonesia menolak Lesbian Homseksual Biseksual dan Transgender (LGBT). Ia mengibaratkan, LGBT sebagai buah yang buruk, karenanya masyarakat enggan.
Akan tetapi masalahnya, terang Nurul, ketika mayoritas orang faham LGBT adalah buah yang buruk, mereka tidak tahu pohonnya dari mana.
“Bahkan ada yang mengatakan pohonnya itu tidak masalah. Padahal kalau buahnya bermasalah pohonnya juga harus kita permasalahkan,” ujarnya dalam peluncuran buku ‘Delusi Kesetaraan Gender’ di Jakarta, belum lama ini.
Ia menerangkan, pohon dari buah buruk LGBT bagian akarnya adalah liberalisme, batangnya feminisme, dan cabangnya adalah gender.
Nurul menjelaskan, bahwa pohon ini begitu tua, besar, sudah merambah seluruh dunia, bahkan ditanam sejak berpuluh-puluh tahun lalu.
Jika dinisbatkan bagaimana pemikiran perempuan menguasai PBB hingga menghasilkan Konferensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan yang turunannya adalah konsep-konsep feminisme dan gender, maka pohon ini ditanam sejak 72 tahun lalu, dimana berdirinya di PBB sejak 1946.
Dan hasil konferensi itu, sambung Nurul, diratifikasi ke banyak negara. Dan setiap negara yang meratifikasi hasil konferensi tersebut diberikan bantuan untuk mensosialisasikan konsep-konsep tersebut.
“Itulah mengapa konsep feminisme dan gender begitu massif. Bahkan gender menjadi nomenklatur kebijakan pemerintah,” tandasnya.*