Hidayatullah.com– Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak mengatakan, selama ini ulama cenderung hanya menjadi endorsement politik. Karenanya, ia menyebut, GNPF menggelar ijtima atau pertemuan yang akan membahas terkait peran aktif ulama.
Yusuf menerangkan, nantinya forum Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional akan memberikan ruang sebesar-besarnya kepada ulama dan tokoh nasional, dalam mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang dialami bangsa Indonesia, menyangkut beberapa hal yakni ekonomi, politik, dakwah, dan kelembagaan.
Baca: Ijtima Ulama, Lima Parpol Didorong Bentuk Koalisi Keumatan
“Ulama selama ini hanya menjadi endorsement atau stempel, tapi tidak diberi peran langsung. Tidak ada salah dan jeleknya apabila memberikan ulama ruang untuk berperan. Karena permasalahan-permasalahan yang terjadi dampaknya juga terhadap seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya di lokasi Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional, Hotel Peninsula, Jakarta, Jumat (27/07/2018).
Yusuf menyampaikan, pada acara pembukaan ijtima akan memberikan kesempatan sambutan kepada 5 Ketua Umum partai, yakni Partai Gerindra, PKS, PAN, PBB, dan Berkarya. GNPF mendorong agat lima partai itu membentuk koalisi keumatan. Kelimanya dinilai berkomitmen menampung aspirasi umat.
Baca: Segera, Koalisi Keumatan Dideklarasikan, Capres-Cawapres Dimatangkan
Tujuannya, kata dia, agar partai bisa memberikan visi dan misinya yang akan didengar oleh para ulama yang nantinya menjadi bahan diskusi forum ijtima dari mulai sidang komisi hingga sidang pleno.
“Semoga mendapat kesimpulan-kesimpulan yang baik terkait 4 hal tadi. Itulah yang akan kita jadikan konsideran, tolak ukur, peran serta membenahi kekurangan dalam pemerintah sekarang,” jelasnya.
Baca: GNPF Ulama: Menentukan Nama Capres Bukan Wilayah yang di Luar Partai
Yusuf mengatakan, ulama adalah sosok yang sangat berperan sejak kemerdekaan bangsa Indonesia hingga saat ini.
“Kita sudah tidak mau lagi hanya jadi endorsement,” pungkasnya.*