Hidayatullah.com– Gempa dan tsunami yang menerjang Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/09/2018) selain mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, juga menimbulkan dampak sosial. Sebagian warga korban bencana alam itu terpaksa melakukan penjarahan di berbagai toko dan supermarket di ibu kota Sulteng tersebut.
Pantauan langsung koresponden hidayatullah.com di Palu, telah terjadi penjarahan di swalayan-swalayan serta SPBU.
Baca: Tsunami Donggala-Palu, Santri Hidayatullah Limboto Turun Galang Dana
Berdasarkan pantauan mulai pagi tadi, Ahad (30/09/2018) sekitar pukul 08.00 WITA, di antara yang menjadi sasaran penjarahan adalah minimarket. Penjarahan terjadi di seluruh kota Palu.
Ada laporan bahwa penjarahan juga terjadi di toko-toko di bandara meskipun belum dikonfirmasi kebenarannya.
Alasan warga melakukan penjarahan karena kelaparan sementara stok makanan masing-masing sudah tidak ada.
Baca: Di Palu 384 Orang Meninggal, BNPB Belum Dapat Data Donggala
“Lapar, (tapi) tidak ada yang mau dimakan,” demikian ujar mereka ketika ditanya oleh siapa saja soal alasan melakukan penjarahan tersebut.
Koresponden media ini berhasil mengabadikan gambar penjarahan dari balik kaca mobil, antara lain di kawasan Citralanda. Di sini tampak puluhan warga sudah keluar dari salah satu toko dengan membawa berbagai jenis barang, terutama dikemas dalam kardus.
Barang-barang ditumpuk di pinggir jalan. Terlihat pula yang berjalan kaki sambil menggendong kardus-kardus bermuatan.
Masyarakat Palu sekarang kekurangan bahan makanan dan air bersih.* Ahmad/Hamim/SKR