Hidayatullah.com– Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) akan meningkatkan kerja sama di bidang terkait keagamaan.
“Kami serius menjalin sinergi dengan UEA. Rancangan Memorandum of Understanding sedang dalam tahap finalisasi. Semoga paling lambat awal Januari 2020 sudah bisa diteken kedua belah pihak antara Pemerintah RI dan Pemerintah UEA,” ujar Menag RI Fachrul Razi di Abu Dhabi, UEA.
Pada Sabtu – Selasa (14-17/12/2019), Menag Fachrul melakukan kunjungan kerja ke UEA didampingi Staf Khusus Menag, Munajat.
Selama di Abu Dhabi, Menag akan melakukan serangkaian pertemuan dengan Menteri Pendidikan UEA, Chairman of General Authority of Islamic Affairs and Awqaf, dan sejumlah pejabat teras UEA.
Kunjungan kerja Menag di Abu Dhabi diawali ke General Authority of Islamic Affairs and Awqaf (Kementerian Urusan Agama Islam dan Waqaf). Menag diterima oleh Kepala Badan Urusan Agama Islam dan Wakaf UEA Mohammed Matar Salem bin Abid Alkaabi.
Keduanya berdiskusi mengenai manajemen urusan keagamaan, utamanya terkait moderasi beragama.
Menag Fachrul menilai UEA telah memberikan praktik baik dalam bidang manajemen urusan kehidupan keagamaan.
“Kami berkunjung ke Abu Dhabi ini salah satu tujuannya adalah untuk saling bertukar pikiran tentang manajemen urusan kehidupan keagamaan. Saya kira kita bisa belajar banyak dari bagaimana Abu Dhabi mengelola toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama,” ujarnya di Abu Dhabi, Ahad (15/12/2019) dirilis Kemenag.
Menag melihat UEA sebagai salah satu contoh negara maju, baik dalam urusan ekonomi dan teknologi, juga urusan kehidupan keagamaan. Kemajuan di UEA dibangun dalam bingkai nilai-nilai moderasi, toleransi, dan harmoni yang baik.
“Kami membahas rencana pertukaran keahlian dan pengalaman untuk mempromosikan konsep Moderasi Islam dan nilai-nilai toleransi beragama, mempromosikan kesadaran bersama tentang bahaya ideologi ekstremisme,” ujar Menag.
“Dibahas juga sinergi dalam pembangunan kapasitas imam, penceramah, dan mufti melalui pertukaran praktik pengalaman terbaik dan kunjungan ahli,” sambungnya.
Kedua pihak pun bersepakat untuk merencanakan adanya pertukaran pengalaman dalam bidang manajemen, pengembangan, dan investasi wakaf, serta manajemen masjid. Termasuk juga sinergi dalam mempromosikan misi masjid sebagai tempat yang aman untuk beribadah dan penyebaran nilai-nilai keagamaan yang moderat.
Poin kerja sama lainnya yang dibahas terkait pertukaran keahlian dalam bidang penghafalan (tahfizh), pembacaan (tilawah), dan penafsiran (tafsir) Al-Qur’an dan Sunnah. Juga sinergi dalam pertukaran pencetakan, publikasi, dan penerjemahan Al-Qur’an serta pencetakan hasil-hasil penelitian.
Kata Menag, sinergi Indonesia dengan UEA sudah terjalin sejak lama. Banyak imam masjid di UEA yang dikirim dari Indonesia. Kerja sama ini akan ditingkatkan pada level yang lebih strategis lagi.
Kepala Badan Urusan Agama Islam dan Wakaf UEA, Mohammed Matar Salem bin Abid Alkaabi mengaku senang dengan para Imam yang berasal dari Indonesia. Dia berharap sinergi pengiriman Imam bisa terus berlanjut.
Mohammed Matar pun menyambut baik rencana kerja sama yang akan ditingkatkan melalui penandatanganan MoU. Ia berharap hubungan bilateral antara Pemerintah UEA dan Indonesia semakin kuat dan kokoh dalam berbagai bidang.*