Hidayatullah.com– Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) menggelar seminar online web (webinar) mengangkat tema “Peran Konkrit Muslimah untuk Ketahanan dan Kedaulatan Pangan” yang menghadirkan narasumber yaitu budayawan Neno Warisman dan dipandu oleh Mufidah Ali, secara virtual melalui Zoom Meeting.
Hadir dalam membuka kegiatan tersebut sekaligus memberikan kata sambutan Presidium BMOIWI Sabriati Aziz. Hadir pada kesempatan tersebut ketua-ketua ormas Muslimat tingkat pusat dan juga dari wilayah termasuk Palu dan Lampung, serta peserta undangan khusus dari wilayah.
Sabriati Aziz dalam sambutannya mengemukakan sejumlah temuan analis terkait dengan realitas pangan di masa pandemi seperti saat sekarang ini.
Menukil analis opini publik, Sabriati menyebutkan pandemi virus corona mengisyaratkan kemungkinan timbulnya krisis pangan. Bahkan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) telah memperingatkan mengenai bahaya yang mungkin timbul sebagai dampak wabah ini.
Kendati memang sampai saat ini belum ada yang tahu pasti kapan krisis pangan akan menghantam Indonesia, Sabriati mengingatkan gejala krisis pangan ini bisa saja muncul di dalam negeri.
“Krisis pangan di Indonesia juga akan terjadi walaupun menurut menteri kita akan bertahan sampai akhir tahun. Kita berharap para peserta mengambil ilmu dari narasumber dan berharap ormas perwakilan bisa menjadikan ketahanan pangan dimulai dari rumah dengan pemanfaatan lahan yang ada,” kata Sabriati.
Sementara itu, penggagas Gerakan Ibu Negeri (GIN) Neno Warisman mengutarakan peran penting keluarga dalam hal ini wanita Muslimah dalam mengokohkan ketahanan pangan.
Neno memberi gambaran negara-negara yang menangani krisis pangan dimulai dari rumah rumah.
“Dengan ketahanan pangan yang bisa dimulai dari rumah dengan penuh kesadaran, Insya Allah akan menjadikan bangsa berdaulat dalam bilang pangan,” kata Neno.
Neno menegaskan, peran ibu dalam ketahanan pangan tak bisa dikesampingkan bahkan kendati hanya memanfaatkan lahan sesederhana apapun.
Bahkan Neno bersama anggota keluarga telah memulai gerakan ketahanan pangan tersebut yang juga dikampanyekannya di akun Youtube yang dikelolanya.
“Dengan memanfaatkan halaman yang sempit pun bisa memberi efesiensi pengeluaran keluarga dan bisa membantu tetangga bahkan bisa jadi income keluarga,” kata penyanyi dan bintang film tenar era 1980-an ini.
Aktifis perempuan yang kini banyak menghabiskan waktunya untuk dunia religi, sosial, dan pendidikan ini mengungkapkan, dengan menanam bisa mendidik keluarga untuk mengukuhkan jiwa cinta lingkungan alam dan menumbuhkan jiwa kemandirian anak-anak dan anggota keluarga lainnya.
“Ikhtiar ketahanan pangan dari rumah ini bisa dikomunikasikan dengan RT RW untuk memanfaatkan lahan halaman fasum dan masjid misalnya yang juga berpotensi menjadi income untuk kemakmuran masjid,” pungkas Neno pada acara (17/07/2020) pekan kemarin itu.
Webiner yang merupakan bagian dari program bidang Sosial kesehatan Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia ini ditutup dengan doa oleh Ketua Umum Satgas Peradaban Bangsa Aan Rohana yang juga presidium BMOIWI.* (Ainuddin Chalik)