Hidayatullah.com — Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas belakangan ramai dibicarakan, usai video pendeknya yang viral menunjukkan dirinya berbincang dengan pejabat Arab Saudi dengan menggunakan penerjemah.
Kejadian tersebut terjadi saat Yaqut mengunjungi Arab Saudi pada Senin (22/11/2021) kemarin dalam rangka pembicaraan terkait haji dan umrah dengan otoritas Saudi. Sebuag video yang diunggah oleh akun Twitter @lollaaurora menunjukkan salah satu pertemuan Yaqut dengan pejabat Saudi.
Dalam video tersebut tampak pembicaraan Menag dan pejabat itu berlangsung lambat karena harus melalui penerjemah. “Beneran nih Menag nggak bisa bahasa Arab ??” ungkap @lollaaurora.
Video tersebut juga dibagikan oleh tokoh Papua Christ Wamea. Ia ikut memprotes penggunaan penerjemah bahasa Arab oleh Menag Yaqut.
“Menag kok begini. Bagaimana bisa lobi kuota haji kalau tidak bisa berbahasa arab,” protesnya sebagaimana pantauan Hidayatullah.com pada Selasa (23/11/2021).
Sementara, beberapa netizen lain berfokus membahas sosok penerjemah yang dibawa oleh Menag yang disebut-sebut sebagai santri Petamburan (murid Habib Rizieq Shihab). “Penerjemah Menteri Agama, Habib Ali Bin Hasan al-Bahar adalah seorang Santri Petamburan (Santri Habib Rizieq Syihab),” ungkap akun @AhmadBaron11.
Sementara @HushRush001 menuliskan: “Penterjemahnya Hb Ali Bahar yg biasa ngaji di Petamburan saat ada Habib Rizieq. Katanya ini kader terbaik NU makanya dapat jabatan Menag, lah ko level nya kalah sama santri Petamburan,”
Adapun akun @slinthru mengungkap bahwa Habib Ali juga merupakan sosok yang aktif di NU dan dekat dengan GP Anshor. “Tapi Habib Ali Bib Hasan al-Bahar juga menjabat sebagai Wakil Rois Syuriah PWNU DKI Jakarta dan dekat dengan GP Ansor.”
Di sisi lain, ada pula netizen yang mewajarkan ketidakmampuan Menag berbahasa Arab. “Gapapa sih klo menurut saya ya … malah bisa memperkenalkan bahasa indonesia ke dunia luar. Ketika pak Soeharto ke luar negeri, walaupun beliau bisa bahasa Inggris tapi karena beliau ingin memperkenalkan bahasa Indonesia ke dunia, jadi beliau sering memakai bahasa Indonesia,” ungkap @_anneve.
Laman Kemenag.go.id sendiri merilis bahwa hasil pertemuan Menag dengan Menteri Haji Saudi cukup progresif dan efektif. Hal itu tidak terlepas dari diskusi awal (Senior Official Meeting) yang dilakukan Wakil Menteri Haji Saudi dengan tim Kemenag yang dikomandoi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Staf Khusus Menteri Agama, dan tim Konsul Haji Jeddah.
Diskusi kedua pihak akan terus dilakukan secara intensif. Kementerian Agama akan menyusun skenario dan timeline pemberangkatan jamaah umrah. Penerapan protokol kesehatan atau prokes akan menjadi aspek paling penting dalam pengaturan penyelenggaraan umrah. Rumusan itu selanjutnya disampaikan kepada Kementerian Haji Saudi untuk dipelajari.*