Hidayatullah.com– Sebanyak 35 pelajar berhasil meraih sanad matan tajwid Tuhfatul Athfal dan al-Jazariyah, menandai penutupan kegiatan Daurah Al-Qur’an Bersanad di Masjid Ar-Riyadh, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kegiatan tersebut resmi ditutup oleh Pimpinan Umum Hidayatullah, Ustadz Abdurrahman Muhammad, Sabtu (15/10/2016).
Dalam sambutannya, pemateri Rifai Mujahidin al-Haq, mengingatkan para peserta agar tak pernah puas dalam belajar dan mengajarkan al-Qur’an.
“Ini adalah ilmu yang sangat mulia. Karena berkaitan langsung dengan wahyu Ilahi,” ucap Rifai, mahasiswa al-Azhar, Kairo jurusan Ilmu Tafsir dan al-Qur’an.
“Olehnya dibutuhkan keikhlasan, semangat, kesabaran, dan istiqamah dalam menuntut ilmu,” lanjutnya.
Sebagai testimoni hafalan, panitia juga menampilkan tiga peserta terbaik yang diuji hafalannya oleh jamaah.
“Silakan bertanya hafalan bait matan ke berapa. Dari bawah ke atas, dari kiri ke kanan juga tidak masalah,” gugah Rifai tersenyum kepada para jamaah masjid.
Untuk diketahui, sebelumnya sebanyak 305 peserta mengikuti kegiatan daurah al-Qur’an tersebut.
Peserta tersebut merupakan utusan dari seluruh unit madrasah yang bernaung di bawah Lembaga Pendidikan dan Pengkaderan Hidayatullah Balikpapan.
Selanjutnya, selama sepuluh hari, para peserta belajar tahsin tilawah al-Qur’an dan wajib menghafal matan tajwid Tuhfatul Athfal dan al-Jazariyah.
“Khusus tahsin, praktiknya di Surat al-Fatihah dan al-Qalam,” jelas Abdul Ghofar Hadi, Ketua LPPH Balikpapan, dalam kesempatan terpisah.
Sebagai penutup, Pimpinan Umum mengingatkan kembali pentingnya berqur’an.
Al-Qur’an tidak hanya dibaca, dipelajari, dan dihafalkan. Namun yang utama berikutnya adalah mengamalkan nilai-nilai al-Qur’an tersebut.
“Jadi, sanad matan, sanad bacaan, dan sanad hafalan itu saling berkaitan semua. Puncaknya adalah mengamalkan ilmu al-Qur’an itu,” jelasnya.
“Wa nikma ajru al-amilin,” tutup Abdurrahman mengutip ayat 36 dari Surat Ali Imran.*