Hidayatullah.com—Aksi Boikot terhadap Sari Roti rupanya terus bergulir. Setelah beberapa koperasi sekolah di lingkungan Muhammadiyah, gerakan memboikot Sari roti, bergulir di beberapa tempat. Yang terbaru datang dari jaringan ritel Sakinah, sebagai bagian dari aksi bela Islam.
Jaringan ritel yang berpusat di Kota Surabaya ini akhirnya tidak lagi menjual produk Sari Roti. Hal itu diputuskan oleh manajemen Sakinah Mart setelah beredar pernyataan yang dikeluarkan oleh produsen Sari Roti yang menyatakan tidak terlibat dalam kaitan politik dalam Aksi Bela Islam III atau Aksi 212.
“Kami mendukung Aksi Damai 212 yang dilakukan oleh jutaan ummat Islam,” kata Moh. Ali, Direktur Sakinah Mart kepada hidayatullah.com, Sabtu (10/12/2016).
Keputusan menghentikan penjualan produk bermerk Sari Roti diambil oleh manajemen Sakinah Mart setelah keluarnya pernyataan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk sebagai produsen Sari Roti berkaitan dengan Aksi Damai ummat Islam pada tanggal 2 Desember yang lalu.
“Solidaritas itu kami tunjukkan dengan tidak lagi menjual Sari Roti. Sebab pihak manajemen Sari Roti menunjukkan sikap tidak simpatik kepada para pelaku Aksi Damai 212. Mereka menilai Aksi Damai 212 sebagai kegiatan politik, bahkan menuduh mengganggu kebhinekaan. Pernyataan seperti ini sangat menyinggung ummat Islam,” lanjut Ali.
Menurut Fadhil, Store Manager Sakinah, keputusan menghentikan penjualan Sari Roti ini bukan main-main sebab penjualan Sari Roti di jaringan Ritel Sakinah mencapai omset 45 jutaan setiap bulan.
“Tapi kami harus menghentikan agar pihak Sari Roti mengambil pelajaran, bahwa konsumen terbesar adalah ummat Islam, jadi jangan menyinggung perasaan ummat Islam,” lanjutnya.
Selain di sekolah milik Muhammadiyah, seruan boikot Sari Roti juga terjadi toko-toko swalayan milik pengusaha muslim.
Di Yogyakarta, jaringan swalayan terbesar Pamela yang memiliki 8 cabang mulai juga mulai menghentikan penjualan produk Sari Roti.