Hidayatullah.com– Korban tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah, cukup banyak karena tsunami langsung menghantam pusat rekreasi masyarakat yang sedang ramai dikunjungi warga, Jumat (28/09/2018) kemarin.
Pantauan langsung koresponden hidayatullah.com di Palu, Sabtu (29/09/2018) siang, mayat terlihat di pinggir jalan dalam kondisi sudah ditutup.
Pada kejadian kemarin bertepatan juga dengan akan digelarnya pembukaan Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018.
Menurut laporan di tempat inilah banyak korban berjatuhan, karena animo masyarakat yang ingin menyaksikan pembukaan festival yang rencananya akan dibuka tadi malam.
Saat ini masyarakat mengungsi di gunung-gunung yang mengelilingi Kota Palu. Ambulans kami saksikan hilir mudik untuk mengangkut korban dari TKP ke rumah sakit terdekat.
Baca: Warga Palu Mengungsi ke Gunung: Gempa Susulan Masih Terjadi
Sejumlah fasilitas pemerintah juga rusak akibat terdampak gempa.
Jembatan kuning, sebutan untuk Jembatan Palu IV atau Jembatan Ponulele, yang menjadi land mark Kota Palu ambruk dan terputus. Ini jembatan yang menghubungkan Palu Timur dan Palu Barat.
Koresponden media ini merasakan langsung. Saat gempa bumi terjadi berkekuatan 7,4 skala richter, pada pukul 18.05 WITA (menjelang shalat maghrib) kemarin.
Baca: Tsunami Palu dan Donggala, Sejumlah Korban Meninggal, Kondisi Darurat
Sekitar 1 menit setelah gempa, terjadilah tsunami yang membuat sebagian pesisir Kota Palu tersapu oleh air laut.
Data sementara yang disampaikan BNPB, hingga pukul 10.00 WIB tadi gempa dan tsunami tersebut telah menelan korban jiwa sedikitnya 48 orang meninggal dunia dan 356 orang luka-luka. Serta sebanyak ribuan rumah rusak.
Tim SAR dan relawan menemukan beberapa korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami, baik di Palu maupun Donggala. “Jumlah korban masih pendataan,” lapor BNPB lewat Twitter resminya, Sabtu (29/09/2018).* Ahmad/Palu