Hidayatullah.com– Masih banyak mayat dijejer di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang belum diidentifikasi. Hingga kemarin siang BNPB mencatat korban meninggal dunia dampak gempa dan tsunami Palu dan Donggala sudah hampir 1.000 orang alias 844 jiwa yang telah terdata.
Pantauan Tim Aksi Solidaritas Kemanusiaan (TASK) Hidayatullah di Palu, mayat-mayat masih dijejerkan menunggu diidentifikasi.
“Evakuasi di rumah sakit. Jenazah menumpuk menunggu identifikasi,” ujar Dankorlap TASK Hidayatullah Ahmad Hamim, semalam, Senin (01/10/2018) sekitar pukul 22.00 WIB kepada hidayatullah.com.
Baca: Hamas Berbelasungkawa Musibah Tsunami dan Berdoa untuk Rakyat Indonesia
Kemarin relawan BMH dan Tim SAR Hidayatullah melakukan evakuasi mayat di sejumlah titik, termasuk di kawasan Citraland dan Hotel Roa-Roa, Palu. Satu regu lainnya dalam TASK Hidayatullah melakukan evakuasi bersama tim SAR gabungan di Kabupaten Sigi, Sulteng, yang juga terdampak gempa.
Berdasarkan laporan yang disampaikan Hamim, dalam evakuasi oleh TASK Hidayatullah per tanggal 01 Oktober 2018, diterjunkan sebanyak dua regu.
Regu pertama terdiri dari 7 orang, berhasil menemukan dan mengevakuasi 2 jenazah laki-laki dan perempuan di Hotel Roa-Roa.
Sementara regu dua sebanyak 7 orang, melakukan evakuasi di Desa Langaliso, Kecamatan Solo, Kabupaten Sigi.
“Hasilnya, ditemukan 1 jenazah laki-laki atas nama I Made Andreo Kristianiv, 18 tahun. Selesai dievakuasi jam 17.00 (WITA),” lapornya.*
Baca: Pesantren Kena Gempa dan Tsunami, Santri-Ustadznya Selamat