Hidayatullah.com–Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat geram menyikapi kesepakatan damai antara Fatah dan Hamas dan mengancam bahwa hal itu akan berdampak buruk pada bantuan finansial Amerika kepada Otorita Ramallah.
Koran Koran Haaretz terbitan Israel hari Kamis, (28/4) menulis, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Kongres Amerika Serikat, Ileana Ros-Lehtinen, dalam konferensi persnya mendesak memutus bantuan keuangan pada otorita Ramalah pimpinan Mahmud Abbas jika Fatah dan Hamas bersatu.
“Arti dari penandatanganan kesepakatan antara Fatah dan Hamas adalah bahwa gerakan muqawama (Hamas) akan menjadi bagian dari pemerintah Otorita Ramallah. Dan oleh karena itu, pajak dari warga Amerika Serikat tidak boleh dikucurkan untuk membantu pihak yang mengancam keamanan Amerika Serikat kepentingannya, serta keamanan Israel dan juga para sekutu Amerika,” ujarnya.
Ditambahkannya, para pejabat Palestina khususnya Mahmud Abbas sekali membuktikan bahwa mereka tidak mendukung “proses perdamaian” (ala Amerika) dan dinilai berpihak kepada kelompok yang menginginkan kehancuran Israel.
Di lain pihak, Gary Ackerman, anggota Kongres dari partai Demokrat, menilai kesepakatan Fatah dan Hamas itu sebagai sebuah tragedi yang mungkin akan berujung pada tewasnya orang-orang Zionis.
Sejak pertengahan dekade 90, Amerika Serikat secara rutin menyalurkan bantuan sebesar 3,5 milyar dolar kepada Otorita Palestina pimpinan Mahmud Abbas, salah satu sayap gerakan Fatah yang beraliran sekuler.
Seperti diketahui, meski tak didukung rakyat, Mahmud Abbas dikenal sebagai tokoh boneka Amerika dan Israel untuk memimpin Palestina dan menggusur Hamas meski telah memenangi Pemilu mayoritas.
Karena itu jangan heran jika Fatah dan Mahmud Abbas selalu mendapat bantuan penuh dari Amerika dan Israel.
Rupanya, kesepakatan damai antara Fatah dan Hamas di Mesir (27/4) lalu merupakan mimpi buruk bagi para pejabat Israel dan Amerika Serikat yang selama ini berusaha memecah belah gerakan muqawama Palestina. Kesepakatan tersebut akan mengakhiri seluruh konflik internal Fatah-Hamas dan akan membuka jalan bagi pembentukan pemerintahan independen Palestina.*