Hidayatullah.com–Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengumumkan bahwa dia meninggalkan politik dan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen Januari mendatang.
Kepastian itu disampaikan Barak dalam konferensi pers yang diadakan mendadak di Tel Aviv pada Senin (26/11/2012).
“Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari kehidupan politik dan tidak akan terjun dalam pemilihan Knesset mendatang,” kata Ehud Barak dikutip BBC.
Meski demikian, Barak, 70, masih akan menduduki jabatannya hingga pemerintah baru terbentuk.
“Saya akan merampungkan tugas-tugas saya sebagai menteri pertahanan setelah formasi pemerintah mendatang terbentuk dalam waktu tiga bulan,” tutur Menhan Israel.
Barak mengatakan ia telah mempertimbangkan keputusannya secara masak-masak selama beberapa pekan terakhir.
Dia menambahkan akan mencurahkan waktu untuk keluarga setelah pensiun, meskipun dukungan terhadap partai menteri pertahanan Israel ini bertambah setelah Israel melancarkan serangan terhadap Gaza bulan ini.
Ehud Barak menjadi perdana menteri selama dua tahun, mulai 1999 dan menduduki beberapa kursi menteri.
Dia juga aktif di dinas militer Israel selama hampir empat dekade.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan menghargai keputusan Barak.
“PM Netanyahu menghormati keputusan Menteri Pertahanan Barak; menyampaikan terima kasih atas kerjasamanya di pemerintah dan menghargai sumbangannya terhadap keamanan negara,” pernyataan kantor perdana menteri.
Para pengamat politik mengatakan politisi senior itu diperkirakan akan bergabung dengan partai lain menjelang pemilihan umum pada 22 Januari.
Sementara itu, pengamat politik Wasam Afifah menyatakan kepada Pusat Informasi Palestina (PIC), mundurnya Ehud Barak sangat berkaitan dengan kekalahan dalam perang delapan hari di Gaza.
“Sangat jelas pengunduran diri Ehud Barak berkaitan dengan kemenangan perlawanan Gaza dalam operasi militer Israel terakhir, Barak akan menanggung porsi terbesar dalam kegagalan operasi militer di Gaza.”
Menurut Wasam, perlawanan Palestina selama beberapa bulan kedepan akan terus menjadi goncangan di internal Israel.*