Hidayatullah.com–Ratusan warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung telah memprotes pawai bendera“provokatif” oleh nasionalis sayap kanan “Israel” di Yerusalem Timur yang diduduki, lansir Al Jazeera.
Apa yang disebut “March of the Flags”, yang menandai peringatan pendudukan Zionis “Israel” tahun 1967 di bagian timur kota, terjadi ketika ketegangan tetap tinggi atas rencana pemindahan paksa keluarga Palestina dari lingkungan Syaikh Jarrah.
Pawai tersebut merupakan ujian bagi pemerintah baru “Israel” yang rapuh serta gencatan senjata lemah yang mengakhiri serangan 11 hari Israel bulan lalu di Gaza, sementara menyebabkan korban syahid 256 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak. Setidaknya 13 orang di “Israel”, termasuk dua anak-anak, tewas oleh roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Palestina di Gaza.
Menjelang pawai, polisi Zionis “Israel” secara paksa memindahkan puluhan warga Palestina dari luar Gerbang Damaskus Kota Tua. Sedikitnya 17 warga Palestina ditangkap dan 33 lainnya terluka saat polisi “Israel” menembakkan granat kejut di daerah sekitar Gerbang Damaskus.
Ratusan ultranasionalis Yahudi yang berpartisipasi dalam pawai terdengar meneriakkan “Matilah orang Arab” dalam bahasa Ibrani. Dalam nyanyian anti-Palestina lainnya, mereka berteriak: “Semoga desa Anda terbakar.”
Penduduk Palestina mengatakan nyanyian seperti itu terdengar setiap tahun selama pawai.
Di Kota Gaza, beberapa demonstran membakar foto mantan Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu serta penggantinya baru-baru ini, Naftali Bennett, sementara anggota dari berbagai faksi Palestina menyampaikan pidato.
“Para pengunjuk rasa berbaris melalui daerah-daerah yang telah dibombardir secara brutal selama perang terakhir,” Youmna al-Sayed dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaza.
Ismael Radwan, seorang pejabat Hamas, kelompok yang menjalankan Jalur Gaza, mengatakan pawai Yerusalem “memprovokasi perasaan rakyat Palestina kami”.
“Kami menganggap pendudukan Zionis bertanggung jawab penuh atas akibat dari kejahatannya,” kata Radwan. “Semua opsi terbuka untuk menanggapi kejahatan pendudukan,” tambahnya.
Ancam Pawai Bendera, Hamas Semakin Dipercaya
Faksi-faksi Palestina di Tepi Barat yang diduduki juga menyerukan “Hari Kemarahan” menentang pawai tersebut. Bulan lalu, tindakan keras penjajah “Israel” terhadap pengunjuk rasa di kompleks Masjid Al-Aqsha menyebabkan ratusan warga Palestina terluka.
“Ini adalah provokasi rakyat kami dan agresi terhadap Yerusalem kami dan tempat-tempat suci kami,” kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh tentang pawai pada hari Senin (14/06/2021).
Sementara itu, sebuah jajak pendapat baru yang dirilis pada hari Selasa menemukan lonjakan dramatis dalam dukungan Palestina untuk Hamas setelah perang bulan lalu di Gaza.
Jajak pendapat ilmiah oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina juga menemukan penurunan dukungan untuk Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang dipandang secara internasional sebagai mitra untuk menghidupkan kembali proses perdamaian yang telah lama mati.
Jajak pendapat tersebut menemukan bahwa 53 persen warga Palestina percaya bahwa Hamas adalah “paling pantas mewakili dan memimpin rakyat Palestina”, sementara hanya 14 persen lebih memilih partai Fatah pimpinan Abbas.
Jajak pendapat itu juga menemukan bahwa 77 persen warga Palestina percaya Hamas muncul sebagai pemenang, dengan hampir sebanyak yang mengatakan bahwa mereka berperang untuk mempertahankan Yerusalem dan tempat-tempat sucinya, daripada sebagai bagian dari perjuangan internal dengan partai Fatah pimpinan Abbas.
Lembaga survei mengadakan survei tatap muka dengan 1.200 warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki pekan lalu, dengan margin kesalahan 3 poin persentase.*