Hidayatullah.com—Negara penjajah Israel menggunakan istilah Gubernur Yudea dan Samaria dalam sebuah dokumen untuk menyebut Tepi Barat dalam upaya menghapus wilayah itu dari penduduk Palestina.
Pakar Palestina dalam Urusan Israel, Ismat Mansour, dikutip Arab News mengungkapkan bahwa Menteri Keuangan penjajah, Bezalel Smotrich telah menerapkan rencana untuk merebut Palestina setelah menduduki Tepi Barat.
Jika Zionis mengambil alih Tepi Barat, itu mungkin tidak mempengaruhi kehidupan tiga juta warga Palestina, tetapi pasti akan mempengaruhi Otoritas Palestina (PA) secara politik dan hukum.
Bulan lalu, Smotrich men-tweet bahwa “Rakyat Yudea dan Samaria tidak akan lagi menjadi warga negara kelas dua di bawah pemerintahan militer.”
Sementara itu, militer Israel menggunakan “Yudea dan Samaria” sebagai Divisi Regional Israel Tengah untuk Tepi Barat sejak 1988, istilah tersebut secara bertahap dinormalisasi dalam penggunaan sipil.
Seorang pengemudi Palestina mengatakan bahwa tiket yang dikeluarkan oleh polisi lalu lintas penjajah ketika mereka melakukan perjalanan antara kota-kota Palestina juga memiliki logo Kegubernuran Yudea dan Samaria, bukan Tepi Barat. Bahkan, rambu-rambu di sekitar kota juga diganti dengan nama baru.
Namun, hingga saat ini istilah “Yudea dan Samaria” oleh Israel tidak diakui dunia internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sebagian besar negara, termasuk Amerika Serikat (AS), menyebut kawasan itu sebagai wilayah Palestina.
Sementara pihak Palestina menggambarkan penggunaan tersebut sebagai upaya penghilangan sejarah dan budaya asli, serta upaya untuk melegitimasi penjajah Israel atas wilayah mereka.*