Hidayatullah.com—Pertukaran tawanan gelombang kedua di Gaza kembali menjadi unjuk kekuatan kelompok perlawanan Palestina yang tak tergoyahkan, sebuah pesan yang kuat dan tegas pada dunia dan Zionisme ‘Israel’.
Tampil dengan seragam rapi dan bersih beserta senjatanya “Tavor”, sebuah senjata milik pasukan elit IDF, Brigade Al-Qassam mengawal 4 tentara ‘IDF” yang ditawan selama 15 bulan perang genosida dengan sebuah panggung disaksikan masyarakat Gaza.
Sebelum dibebaskan, keempat sandera wanita itu diminta naik di atas podium. Mereka lalu melambaikan tangan kepada orang-orang yang berkumpul dengan wajah nampak bersih dan tersenyum.
Lokasi pelepasan ini berada di utara Gaza, yang telah dimasuki tentara IDF selema puluhan kali dan telah banyak dihancurkan dengan bom.
Para prajurit IDF ini membawa “hadiah tas” yang diberikan Hamas kepada mereka. Di balik para tawanan yang akan dibebaskan ini, nampak sebuah tulisan mencolok yang luput dari perhatian orang, tepatnya di backdrop dinding spanduk; “Zionis Tidak Akan Menang” dalam Bahasa Ibrani.
“Bahwa Hamas dan faksi-faksi perlawanan masih memiliki kekuatan penuh dan bahwa pendudukan membom kehidupan dan warga sipil,” tulis seorang aktifis Palestina Ayman Aseer di akun X, yang dulunya bernama Twitter.
“Meskipun sudah berjalan selama lima belas bulan, tentara penjajah tidak mampu, dengan segala senjata dan teknologinya, menemukan lokasi para tahanan,” tambahnya.
Unjuk gigi Brigade Al-Qassam ini, lanjut Aseer, sebuah pesan kepada komunitas entitas Zionis, bahwa militer dan pemerintah Zinos adalah pembohong.
“Pesan yang kuat bahwa kami (Hamas) masih ada di sini untuk tinggal, dan ketakutan serta teror akan tetap ada di hati Anda (Israel, red), dan Anda tidak akan bahagia dengan hidup sampai Anda mengembalikan hak kepada pemiliknya.”
Usai penandatanganan, empat tentara perempuan ‘Israel” ini diserahkan pada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan selanjutnya diserahkan ke ‘Israel’.
Media Israel: Ini Penghinaan
Amir Bouhbut, koresponden militer situs web berbahasa Ibrani, Walla, mengutip sumber militer Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan Hamas memilih memasukkan tentara IDF dengan membawa senapan Tavor, milik elit militer Israel.
Sumber yang sama menambahkan bahwa “senjata ini kemungkinan besar disita Hamas selama serangan 7 Oktober 2023.
Sementara Channel 12 berbahasa Ibrani mengatakan bahwa Hamas mengorganisir pembebasan tentara wanita Israel ini sebagai propaganda kepada dunia, khususnya kepada Zionis ‘Israel’.
“Hamas memanfaatkan momen dramatis ini untuk menyampaikan pesan propaganda, mendirikan platform di tengah alun-alun dan menempatkan simbol-simbol tentara Israel dan dinas keamanan Shin Bet di atasnya, bersama dengan judul bahasa Ibrani: ‘Zionisme tidak akan menang’, tulis media itu.
Saluran itu juga menyebutkan, aktivis yang membawa senjata dan bendera organisasi Hamas ditempatkan di sekitar peron pusat dalam formasi yang telah direncanakan sebelumnya, untuk menemukan “citra kemenangan di depan kamera yang menyiarkan pembebasan para wanita yang diculik ke seluruh dunia’.
“Pengaturan dan dekorasi yang dipilih dengan cermat, simbol-simbol Israel dan prasasti Ibrani, menunjukkan upaya yang direncanakan oleh Hamas untuk mengubah upacara pembebasan tentara wanita menjadi pertunjukan propaganda dengan tujuan menyampaikan pesan kontrol dan superioritas,” tulisnya.
Koresponden Anadolu Agency, sebelumnya melaporkan bahwa operasi al-Qassam menyerahkan empat tentara wanita dari panggung yang didirikan di Lapangan Palestina, setelah proses penandatanganan antara batalion dan staf ICRC.
Selama serah terima, keempat tentara Israel naik ke panggung dengan seragam militer.
Setelah keempat tahanan diserahkan, konvoi kendaraan Palang Merah Internasional meninggalkan lapangan untuk pengiriman ke pihak Israel.
Penyerahan itu termasuk kehadiran besar pejuang al-Qassam dan Brigade al-Quds, sayap bersenjata Jihad Islam, yang dikerahkan di sana. “Ini adalah pertama kalinya al-Qassam menyerahkan tentara wanita Israel,” tulis Anadolu.
Untuk setiap tentara ‘Israel’, penjajah akan membebaskan 50 tahanan Palestina, termasuk tahanan 30 hukuman seumur hidup, kata seorang sumber Hamas kepada Anadolu Agency pada hari Sabtu.
Secara total, saat ini penjajah ‘Israel” telah menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina di penjaranya, dan memperkirakan ada sekitar 96 tahanan ‘Israel’ di Gaza.
Perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang mulai berlaku pada 19 Januari, termasuk kesepakatan untuk membebaskan tahanan ‘Israel’ di Gaza dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina di penjara ‘Israel’.*