Hidayatullah.com–Bukannya mengetukkan palu, pria itu malah mengetukkan sebuah pena emas. Semua mata tertuju padanya seiring dengan kerlap-kerlip lampu sorot dan laser di atas kepalanya.
“Tsalasa … itsnain … Mab….”
“10 juta dirham!” Seorang pria dari barisan depan berteriak, menghentikan hitungan mundur pemimpin lelang. Seketika auditorium di Emirates Palace Abu Dhabi itu menjadi riuh rendah dengan suara hadirin.
Perhatian kemudian tertuju pada seorang laki-laki bersetelan jas lengkap warna abu-abu. Dia duduk sambil menyembunyikan wajahnya di balik jas. Terdengar suara bisik-bisik dengan seseorang entah di mana lewat sebuah headset nirkabel.
Sepuluh menit kemudian. “Tsalasa … itsnain …,” pemimpin lelang berhenti sejenak. “Mabruk!” Pena emas pun diketuk.
Tepuk tangan hadirin mengiringi, saat pemenang lelang mengambil hadiahnya, sebuah koper hitam. Isinya bukan intan berlian, bukan emas permata, bukan pula sebuah hasil karya seni yang langka. Koper hitam itu hanya berisi selembar plat alumunium tipis bertuliskan angka 9.
“Sebagian orang tertarik pada kuda, saham dan sebagian lainnya pada mobil,” ujar Ahmad Ali, seorang investor dari Abu Dhabi dan pemilik plat alumunium tersebut.
“Saya khusus datang ke lelang ini untuk membeli nomor 9.”
Sabtu terakhir di bulan September lalu, Emirates Auction menggelar lelang plat nomor polisi kendaraan bermotor.
Begitu menakjubkan melihat orang berbondong-bondong dari jarak yang sangat jauh hanya untuk membuang uang ratusan, ribuan bahkan jutaan dirham. Terlebih, negeri tempat lelang tersebut dan sebagian besar dunia lainnya masih diliputi krisis ekonomi.
Setelah plat nomor 9 sukses dilepas dengan nilai fantastis 10 juta dirham, nomor 19 terjual dengan nilai 3,35 juta dirham. Disusul kemudian dengan nomor 77 senilai 3,3 juta dirham. Paling murah adalah plat nomor 6444, yang hanya laku 50.000 dirham. Hingga menjelang penutupan lelang pada malam hari, 81 plat terjual dengan total nilai 30 juta dirham.
Nomor-nomor polisi kendaraan itu adalah edisi terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kepolisian Abu Dhabi bersama Bank Islam Abu Dhabi dan Emirates Palace meyelenggarakan lelang nomor plat kendaraan guna menghasilkan uang yang akan disalurkan ke pusat rehabilitasi korban kecelakaan lalulintas yang pertama kali ada di kawasan Timur Tengah.
Lelang plat kendaraan bermotor adalah sebuah pemandangan menarik yang relatif baru di Abu Dhabi. Sejak 2007, Emirates Auction telah mengadakan 22 kali lelang, sementara, Otorita Jalan dan Transportasi Dubai telah menyelenggarakan 66 kali lelang. Fenomena tersebut menjadi perhatian masyarakat internasional, ketika Said Kouri menjadi orang pertama yang berani merogoh kocek sedalam 51,4 juta dirham atau US$14 juta hanya untuk sebuah plat nomor polisi.
“Karena saya ingin menjadi yang terbaik di dunia,” begitu katanya beralasan.
Bagi sebagian orang, plat nomor polisi yang menempel di bagian belakang kendaraannya adalah sebuah hal yang sangat penting. Plat nomor itu bagi mereka menyimbolkan hirarki, status dan kekayaannya.
Namun, ada juga yang semata membelinya hanya untuk bisnis, seperti Ahmad Ali yang memenangkan lelang nomor 9 dengan harga 10 juta dirham. Dia sama sekali tidak bermaksud memasang plat tersebut di Lamborghini-nya. Bersama tim yang terdiri dari tiga orang, Ali adalah pemain serius di dunia lelang plat nomor kendaraan.
Sebagaimana diceritakan Abdullah Al-Manna’i, Direktur Pelaksana Emirates Auction, awalnya plat-plat nomor tersebut dibeli karena alasan prestise. Namun popularitasnya kemudian makin berkembang, sehingga orang menjadikannya lahan investasi.
Plat nomor 66 yang dibeli Ahmad Ali dengan harga 1 juta dirham, dalam beberapa bulan berhasil dijual kembali dengan harga 4,3 juta dirham. Sebuah keuntungan yang menggiurkan, bukan?
Tidak semua yang hadir memburu ikan dengan nilai yang fantastis. Khalid Sayid Al Ghabri memilih duduk di kursi belakang, menanti kesempatan mengail plat nomor dengan harga yang relatif lebih murah. Beberapa tahun terakhir, dia menjadikan jual-beli plat nomor unik sebagai sumber penghasilan sampingan. Dalam lelang kali itu ia mendapatkan plat nomor 31111 dengan harga 90.000 dirham and 33331 seharga 5.000 dirham.
“Saya melakukannya sebagai bisnis pribadi,” ujarnya. “Saya membeli dengan maksud untuk menjualnya kembali. Biasanya saya tawarkan lewat internet atau iklan di koran dan selebaran.”
Pembeli plat nomor milik Ghabri juga bukan orang jauh, kebanyakan adalah orang-orang di sekitarnya seperti keluarga, teman dan kolega. Dia mengandalkan reputasi dan jaringan yang telah dibangunnya.
Uniknya, plat nomor di Uni Emirat Arab memiliki generasi. Khusus di Abu Dhabi, dalam beberapa tahun terakhir, sudah ada 7 generasi plat nomor yang dikeluarkan. Generasi plat nomor ditandai dengan angka atau warna. Namun, angkanya tidak selalu berurutan. Contohnya plat nomor yang dilelang di atas, memiliki kode generasi angka 6 dengan warna merah sebagai dasarnya.
Dubai juga memakai sistem generasi plat yang sama. Namun bedanya kode generasi memakai huruf, seperti E, H atau M. Biasanya, semakin tua generasi sebuah plat nomor, maka semakin mahal harganya.
Meskipun banyak orang memburu plat nomor khusus yang mirip dengan tanggal, tahun kelahiran, atau nomor yang berulang, pemburu plat nomor unik umumnya sepakat bahwa plat dengan digit yang lebih sedikit justru memiliki nilai lebih tinggi.
Filosofi tersebut juga diyakini Al Tawash, perusahaan jasa penyewaan mobil di Al-Ain. Bisnis mereka sangat tergantung pada pasar plat nomor mobil yang unik.
Hatem Hejazi, wakil direkturnya mengatakan, banyak kendaraan mewah yang dipampang di tempat parkir mereka–seperti Lexus, BMW hingga Ferrari, harganya jauh lebih murah dibanding harga plat nomor yang menempel di body-nya.
Al Tawash membangun prestise perusahaan lewat plat nomor mobil sewaannya. “Kami melihat plat-plat nomor ini sebagai investasi, karena nomor kecil sangat diminati,” kata Hejazi.
“Plat nomor itu dianggap lebih prestisius, dan 90% pelanggan kami meminatinya. Kami memiliki 400 armada. Kendaraan yang memiliki plat nomor kecil disewakan dengan harga yang lebih tinggi. Kira-kira bisa 10-15% lebih mahal dari kendaraan lain.”
Al Tawash selalu mengintai plat nomor unik terbaru yang dilelang di Abu Dhabi dan Dubai, termasuk di Emirates Auction. Beberapa tahun terakhir Al Tawash telah membeli lusinan plat nomor eksklusif seperti 933, 927, 266, 143 dan 189.
“Jika Anda membeli sebuah mobil seharga 500.000 dirham, berapa lama Anda akan memilikinya? tanya Manna’i. “Mungkin hanya beberapa tahun? Tapi jika Anda pandai dengan membeli sebuah plat nomor yang berharga, Anda akan bisa memilikinya lebih lama dengan nilai yang tidak akan turun,” katanya meyakinkan.
Perusahaan Al Tawash berkeyakinan, plat-plat nomor tersebut merupakan investasi dengan prospek yang bagus. Terlebih pelanggan mereka yang merupakan orang-orang kaya di Uni Emirat Arab, sangat menginginkan kendaraan yang mereka sewa memiliki plat nomor unik, karena dianggap mewakili statusnya yang berasal dari kalangan elit.
Uni Emirat Arab, terutama Dubai, masih tertatih-tatih mencoba bangun dari tamparan krisis keuangan baru-baru ini. Hutang akibat pembangunan properti besar-besaran masih melilit erat. Harga sewa di Burj Khalifa sekarang bahkan terjun bebas hingga 40% hanya dalam waktu 10 bulan setelah diresmikan. Namun rupanya, gaya hidup mewah yang sudah kadung melekat, sulit dilepaskan warganya. Membuang jutaan dirham hanya untuk sebuah plat alumunium kendaraan bernomor, itu hanya sebuah kesenangan lain bagi mereka.
“Setiap orang punya hobi,” tegas Ahmad Ali, sambil mengunci koper hitamnya. “Tapi bagi saya ini adalah bisnis. Saya akan mencari orang yang berminat membeli nomor 9.”[di/tn/hidayatullah.com]