Hidayatullah.com–Siapa tidak ingin jika ada anak-anak mereka menjadi huffaz Quran (penghafal al-Quran), apalagi jika mereka ini mampu menjadi seorang da’i dan murobbi yang efisien di masa depan dengan kemampuan berdakwah kepada semua orang, ter masuk Muslim dan Non- Muslim?
Separuh hari bersama anak-anak kecil di Ma’had Tahfiz Al-Aqsha cukup membuktikan. Keunikannya terungkap tatkala anak-anak seusia tujuh tahun sudah mampu menghafal di antara satu sampai tiga juz sedangkan yang lebih besar mampu menghafal 10 juz dalam waktu yang pendek. Ini bertambah unik ketika siswanya, mampu menghubungkan bacaan awal atau pertengahan ayat oleh ustadz pengajar secara acak, bisa pula memberitahu para hadirin nama surat dan nomor ayat yang telah dibacakan olehnya itu; semuanya melalui metode latihan memori yang diaplikasikan khusus di ma’had ini. Metode ini mempersiapkan siswa untuk mahir memetik ayat-ayat Al Quran yang sesuai dalam menjadi da’i yang efisien di masa depan tanpa ragu-ragu.
Kemampuan bersahaja anak-anak yang luhur jiwa mereka ini benar-benar menyentuh hati orangtua dan masyarakat di Jalan Kebun di sini saat acara Haflah Takrimiyah (Perayaan Penganugerahan Ma’had) yang telah diresmikan oleh Kepala Kampung Jalan Kebun, Tuan Haji Solehan Hj Tahir, serta Wakil Presiden HALUAN Malaysia, Al Fadhil Ustadz Darus Senawi, selaku Penasehat Maahad Tahfiq Al Aqsha. Ustadz Darus juga sempat memberikan ceramah bertema Al Quran kepada hadirin.
Pendirian ma’had ini dimulai dengan konsensus sekelompok orangtua dari HALUAN Malaysia pada awal tahun 2008. Ia terdaftar di bawah sebuah entitas bersama dan kini menunggu persetujuan pendaftaran penuh dari Bagian Pendidikan Karangasem, Departemen Agama (JAIS).
Menurut Direktur Ma’had, Ustadz Mohd Daniel Salehi, sebanyak 56 siswa pra-sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah telah menjadi siswa di situ di mana semua mereka adalah pelajar harian. Saat kata sambutan, Mohd Daniel menekankan pentingnya orangtua menempatkan Al Quran sebagai landasan ilmu dan pedoman awal dalam perkembangan pikiran pembelajaran anak-anak di rumah dan sekolah. Sewajarnyalah Al Quran menjadi muqaddimah dan sentuhan lembut untuk anak-anak sejak mereka mulai mengenal pendidikan dan ilmu di sekolah lagi.
Saat wawancara MediaHALUAN dengan salah seorang pendiri Ma’had Tahfiz Al-Aqsha, pasangan suami-istri Dr Syed Muhammad Haleem Syed Hassan dan Ustadzah Sharifah Nurul Huda Syed Ibrahim mengatakan, hasrat utama mereka adalah untuk menjadikan Al Quran sebagai jembatan ke sumber tarbiyah (pendidikan) dan ilmu kepada anak-anak sedini mungkin. Inilah yang akan menjadi dasar pembentukan sahsiyah dan tujuan kehidupan mereka.
Al Qur’an menjadi referensi awal mereka, hatta ketika bermain dan berebut, ketika berkawan dan beribadah, sehingga mampu memetik kalamullah dan posisi ayat-ayatnya. Penguasaan Al Qur’an oleh ulama sebelumnya sejak dari kecil membuktikan betapa pentingnya Al Quran ini sebagai dasar dan pencorak di dalam kehidupan mereka sampai berhasil mengembangkan Islam di segenap benua.
“Kalau kita tengok ke masyarakat yang membutuhkan bimbingan di luar sana, kita akan temukan bahwa ada kelopongan dan jurang di antara murobbi dan mad’u dakwah. Mereka yang berinteraksi dengan Al Quran kebanyakan hanya membaca, menghafal dan menggunakannya ketika shalat saja. Sedangkan Al Quran diturunkan dengan tujuan yang lebih jauh dari itu. Ini bukan hanya untuk dihafal dan dibaca saat Ramadhan dan waktu tertentu saja, bahkan untuk dipahami, dihayati dan digunakan Al Quran sebagai platform dasar dalam setiap bidang ilmu kehidupan. Justru itulah kita membutuhkan generasi huffaz yang rendah hati tetapi pada waktu yang sama dapat memetik ayat-ayat Quran ketika berhujjah dan mahir merujuk ayat dan surahnya. Al Quran akan menjadi sumber ilmu duniawi manapun, sebagai referensi asasi yang akan mencorakkan dan mengembalikan kegemilangan Islam, “katanya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurut Ustadzah Nurul Huda, ma’had yang sangat baru didirikan pada awal 2008 ini membutuhkan kerjasama dan pengorbanan para ustad dalam berbagai bidang untuk sama-sama mencapai cita-cita murni ini. Ma’had ini dirancang agar menjadi pusat ilmu Al Quran yang cemerlang dan memberikan pendidikan gratis di masa akan datang.
“Kami menyambut baik keterlibatan tenaga sukarela para ustadz dan ustadzah anggota HALUAN untuk berbakti sedang masyarakat menunggu kontribusi kita. Datanglah berbakti di sini meskipun saat libur semester. Dan kami juga mengharapkan sumbangan tenaga, bahan, pikiran dan keuangan dari segenap lapisan masyarakat untuk memungkinkan pusat ilmu ini terus berkembang dan memaksimalkan interaksi anak-anak dengan Al Quran sebagai hudan linnas (petunjuk bagi manusia). Hanya dengan usaha kolektif yang keras ini dan dengan doa dan pengharapan sepenuhnya kepada Allah, perencanaan murni ini akan berhasil, “menurutnya. Katanya lagi, ma’had ini terbuka kepada masyarakat publik.*