Hidayatullah.com–Di dalam kantornya di Edinburgh, Michael Russel, anggota Parlemen Skotlandia dari distrik Argyll dan Bute, mengomentari respon Eropa terkait “krisis pengungsi” tahun 2015.
“Keajaiban kecil yang membuat banyak pengungsi ingin pergi ke Jerman,” demikian katanya, sambil memuji sikap Kanselir Jerman Angela Merkel yang meraih penghargaan “Time’s Person of The Year” versi majalah Time berkat keputusannya terhadap penanganan pengungsi Suriah.
Apa yang Russell ingin dengar dari pengungsi Suriah adalah “kami ingin pergi ke Skotlandia”.
“Telah terdapat perasaan kuat di Skotlandia bahwa kita seharusnya bisa melakukan lebih dan rasa frustasi bahwa kita tidak bisa,” ujarnya sebagaimana dikutip Al Jazeera pekan lalu.
Argyll and Bute adalah satu dari 32 wilayah dewan sekaligus keletnanan di Skotlandia. Pusat administratifnya terletak di Lochgilphead. Argyll and Bute merupakan wilayah dewan terbesar kedua di Skotlandia.
Skotlandia menerima keputusan pemerintah Inggris terkait penempatan 4000 pengungsi pengungsi per tahun hingga tahun 2020, sebuah angka yang oleh Russell dinilai “terlalu membatasi”.
“Ada banyak bagian dari Skotlandia dimana itu dapat sangat membantu untuk mendapatkan pengungsi. Jerman memiliki pengembangan yang baik dan ekonomi yang maju. Kami mempunyai masalah ekonomi dikarenakan berkurangnya populasi di Skotlandia bagian Barat,” Russell menjelaskan. “Ini adalah kesempatan-surga dikirim untuk melakukan sesuatu yang bijaksana dan membantu.”
Satu lokasi yang telah mengalami depopulasi adalah Pulau Bute, sebuah pulau lepas pesisir barat Skotlandia, yang termasuk wilayah konstitusi Argyll dan Bute pimpinan Russell.
Skotlandia terdiri dari daratan utama dan sekitar 800 pulau. Meskipun Bute merupakan pulau yang paling mudah diakses di wilayah barat Skotlandia, dicapai hanya dengan satu jam perjalanan longboat dari daratan utama.
Pulau kecil itu mungkin terlihat seperti lokasi yang tidak mungkin dijadikan penampungan pengungsi tetapi pada awal Desember, 10 keluarga Suriah menjadi penduduk pulau itu, yang sekarang memiliki populasi 6.500 orang. Lima keluarga lagi akan segera tiba pada Januari.
Kelompok Penampung melakukan pertemuan pertama mereka pada 18 September 2015 untuk mendiskusikan logistik dari kedatangan pengungsi.
Pada bulan yang sama, Dick Walsh, pemimpin dewan regional, menyatakan: “Kita mempunyai tugas moral untuk membantu. Kita tidak bisa duduk diam dan tidak melakukan apapun ketika orang-orang malang itu mati-matian mencoba untuk keluar dari negara yang hancur karena perang, mempertaruhkan hidup mereka dan keluarga mereka dalam prosesnya.”
“Jika kita hanya bisa membantu 20 orang, maka 20 orang itu yang akan mendapat kesempatan untuk kehidupan yang lebih baik,” dia melanjutkan.
Respon Masyarakat Pulau Tersebut
Di sebuah malam yang dingin pada Desember, baru saja kapal terakhir hari itu berangkat menuju daratan utama, antrian mulai tampak di luar Discovery Centre Cinema di Bute, yang jika memandang ke bawah akan terlihat pelabuhan kota Rothesay. Di dalamnya sedang memutar film klasik natal It’s a Wonderful Life, untuk mendapatkan penghasilan bagi pengangguran setempat Bute Oasis.
Masyarakat lokal pulau memberi tanggapan atas kedatangan pengungsi yang digambarkan dengan ‘fantastik dan luar biasa [Harrison Reid/Al Jazeera]
Pendiri Bute Oasis, Angela Callaghan, berdiri di depan antrian film yang sedang diputar, membagikan potongan kue Natal tradisional pada penonton yang memasuki gedung teater. Ketika ditanya apakah permohonan libur Bute Oasis akan termasuk kedatangan pengungsi Suriah, Callaghan menjawab, “Pasti, mereka adalah bagian dari masyarakat kami.”
Callaghan menjelaskan reaksi dari masyarakat lokal pulau itu tentang kedatangan pengungsi dengan “fantastik dan luar biasa,” dan telah menyaksikan tidak ada penolakan apapun. Di seluruh Rothesay, dan di dekat Ardbeg, kedua tempat itu akan menjadi rumah bagi keluarga Suriah, ada perasaan yang jelas dari masyarakat yang berhubungan erat dalam menyambut pendatang baru.
Manvinder Kaur Virdi dan suami, Baljit Singh Virdi, membuat sebuah bagian makanan dunia di toko mereka, termasuk bahan memasak bagi pengungsi Suriah [Harrison Reid/Al Jazeera]
Manvinder Kaur Virdi, pemilik dan manajer toko Londis di Rothesay, yang berada di jalan Montague, dapat ditempuh 5 menit berjalan dari pelabuhan. Di bagian belakang tokonya, Virdi telah membangun sebuah bagian bagi makanan dunia, yang telah diperluas untuk memuat bahan-bahan dasar untuk masakan Suriah.
“Kami membeli roti dan kopi Arab, serta arang untuk shisha,” kata Singh Virdi.
Di bagian itu juga terdapat bumbu-bumbu Suriah seperti sumac dan zaatar, dan pasta tahini, digunakan untuk membuathummus.*/Nashirul Haq AR (BERSAMBUNG)