PUKUL sepuluh malam waktu Pakistan, saya berkesempatan menginjakan kaki di Islamabad, ibu kota Pakistan. Saat itu, Senin, 29 Januari 2018, negeri ini dilalui musim dingin.
Pakistan merupakan salah satu negara Asia yang dilewati oleh 4 musim sekaligus, musim panas (summer), musim gugur (fall), musim dingin (winter), dan musim semi (spring). Hingga pertengahan Februari 2018, Pakistan akan tetap dilalui musim dingin sebelum akhirnya masuk musim semi.
Saya yang belum terbiasa dengan suhu mencapai 5 derajat celcius merasa sangat kedinginan dan menggigil, meski sudah memakai jaket tebal.
Ada pengalaman menarik saya alami di Islambad saat musim dingin ini. Biasanya di Indonesia bangun shalat subuh pukul 04.05 WIB. Kali ini saya bangun beberapa jam melewati pukul 4 pagi.
“Waduh telat shalat subuh,” gumamku terperanjat dari tempat tidur usai melihat jam di handpone (HP) menunjukkan pukul 06.01 waktu setempat, Selasa (30/01/2018).
Baca: Mahasiswa Indonesia di Pakistan Bertatap Muka dengan Anggota DPR RI
Karena merasa sangat telat, saya langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Meski dinginnya sampai menusuk ke tulang, tidak peduli. Lalu, shalat subuhlah saya.
Usai shalat, sekitar pukul 06.10, terdengar adzan berkumandang dari masjid Hostel Kuwait, Islamabad, tempat saya tinggal. Hostel Kuwait merupakan asrama bagi mahasiswa asing yang menempuh kuliah di International Islamic University of Islamabad (IIUI) Pakistan.
Abdurahman, teman sekamarku yang juga mahasiswa dari Indonesia, bangun dari tidurnya, lalu mengambil air wudhu.
“Loh, Dur, itu tadi adzan apaan?” tanyaku heran pada Abdurahman yang sudah lumayan lama tinggal di Pakistan.
“Shalat subuh lah, masak maghrib,” jawabnya sambil terkekeh.
Loh?
Saya masih terdiam, penuh tanda tanya, belum bangkit dari tempat shalat subuh tadi. Akhirnya Abdurahman menjelaskan bahwa saat musim dingin, shalat subuh di Pakistan masuk pukul 06.10.
“Tuh, liat masih gelap banget, kan?” terang mahasiswa Ushuluddin ini sambil membuka jendela kamar. Oooh, iya….!* Ali Muhtadin/hidayatullah.com
Baca: Kisah Mahasiswa Indonesia Ditahan di Sel 2 x 2 Meter berisi 13 Belas Orang